Surabaya - Mahasiswa Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya berkolaborasi dengan 15 mahasiswa dan lima dosen dari Rajamangala University of Technology Tanyaburi Thailand (RMUTT) untuk menyelamatkan sumber air di Pacet, Mojokerto. "Program KKN (kuliah kerja nyata) bersama yang kami lakukan selama satu bulan pada Oktober-November itu berlangsung di desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto," kata ketua pelaksana KKN Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Ubhara, M Fadeli MSi, di Surabaya, Kamis. Menurut dia, program konservasi memang perlu dilakukan pada lahan-lahan kritis yang merupakan akibat penebangan liar, serta kurang pedulinya masyarakat terhadap manfaat hutan. "Kalau upaya konservasi tidak dilakukan sama sekali justru akan mengakibatkan debit air berkurang dan sumber air pun terancam mati," katanya. Oleh karena itu, mahasiswa Ubhara (almamater kuning) bekerja sama dengan mahasiswa Thailand (almamater merah) melakukan penyelamatan sumber air sebagai upaya konservasi. Caranya, mereka menanam bambu di kawasan penyangga, khususnya di sumber mata air Ngasat Kembangbelor. "Bambu memiliki nilai manfaat yang luar biasa, di antaranya akar yang kuat untuk menahan laju erosi pada tebing sungai dan lereng gunung sehingga menghindari longsor," katanya. Selain itu, bambu merupakan media penyimpan air yang baik sehingga dapat menjaga kelangsungan sumber air. Bambu juga meminimalkan gas CO2, karena setiap hektare tanaman bambu mampu menyerap sekitar 60 ton CO2 dari udara per tahun. Bahkan, kata Fadeli yang juga Kepala Humas Ubhara itu, bambu juga 35 persen lebih banyak menghasilkan O2 dibandingkan dengan tanaman lain. "Upaya pelestarian sumber air melalui konservasi bambu adalah misi utama dari program KKN-PPM Ubhara Surabaya, karena itu Rektor Ubhara dan Dekan Fakultas Engineering RMUTT Bonyang berkenan meresmikan Pos Polmas Warga Desa dan Bedengan Pembibitan 1.000 Bambu Petung," katanya. Di sela-sela KKN-PPM itu, mahasiswa Thailand juga sempat belajar budaya asli Pacet yaitu Seni Bantengan yang mendapat apresiasi dari tokoh masyarakat setempat. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012