Sidoarjo - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) mengkhawatirkan kondisi tanggul penahan lumpur Lapindo yang kritis dan rawan terjadi luberan menyusul tidak adanya proses pengaliran lumpur dari dalam kolam penampungan menuju ke Kali Porong.
Staf Humas BPLS, Hengki Listria Adi, Jumat, mengatakan, saat ini elevasi antara luberan lumpur yang ada di dalam kolam penampungan tidak lebih dari satu meter.
"Itu artinya, kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan jika tidak ada langkah lanjutan untuk mengalirkan lumpur dari dalam kolam penampungan ke Kali Porong," katanya.
Ia mengemukakan, saat ini, BPLS hanya bisa berharap supaya bisa bekerja kembali dalam mengalirkan lumpur ke Kali Porong menyusul kondisi tanggul yang sudah cukup mengkhawatirkan.
"Saat ini memang sudah sangat mengkhawatirkan menyusul tidak adanya tindakan pengaliran lumpur sama sekali. Dan hal itu tidak bisa dibiarkan berlama-lama karena kondisi tanggul yang kritis," katanya.
Ia mengatakan, hampir seluruh kondisi tanggul yang ada di dalam kolam penampungan seluruhnya kritis, terutama yang ada di titik 33 dan juga 21 karena berbatasan langsung dengan Jalan Raya Porong dan juga kawasan Desa Mindi, Sidoarjo.
Meski kondisinya mengkhawatirkan, BPLS tidak bisa berbuat apa-apa, karena sementara ini tidak diizinkan untuk melaksanakan kegiatan seperti memperkuat tanggul.
"Kalau memang BPLS ini tidak diizinkan mengadakan kegiatan sehari-hari seperti menguras lumpur, kondisinya akan sangat membahayakan, terutama rel kereta api dan Jalan Raya Porong," jelasnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012