Kandahar (ANTARA/AFP) - Serangkaian ledakan bom di Afghanistan selatan pada Rabu menewaskan 17 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, kata sejumlah pejabat. Serangan itu terjadi pada hari ketika ketua komisi pemilihan umum menyatakan bahwa Taliban dan gerilyawan lain bisa mencalonkan diri dalam pemilihan presiden pada April 2014. Pekan ini merupakan masa paling mematikan bagi warga sipil di Afghanistan. Jumat lalu, ledakan bom bunuh diri oleh pelaku yang memakai seragam polisi menewaskan 42 orang, termasuk lima anak, di sebuah masjid di provinsi Faryab setelah sholat Idul Adha, dan Taliban dituduh bertanggung jawab atas serangan itu. Dalam insiden Rabu, ledakan bom pinggir jalan menghancurkan sebuah kendaraan di distrik Musa Qala di provinsi Helmand sekitar pukul 09.00 waktu setempat (pukul 11.30 WIB). Tujuh wanita dan tiga anak tewas dalam pemboman itu, kata juru bicara provinsi itu Farid Ahmad Farhang. Beberapa jam kemudian, ledakan bom kedua menghancurkan sebuah sepeda-motor sipil, menewaskan seorang pria dan mencederai seorang wanita serta tiga anak dari keluarga yang sama, kata Farhang. Sebuah pernyataan dari kantor gubernur Helmand mengkonfirmasi jumlah korban itu dan menyalahkan serangan tersebut pada "musuh-musuh Afghanistan" -- istilah yang digunakan oleh para pejabat bagi gerilyawan Taliban. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012