Surabaya - Khatib Shalat Idul Adha di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya Prof Dr H Abd Haris MA menegaskan bahwa Idul Adha merupakan ibadah yang mengajarkan perlunya mengorbankan individualisme dan hedonisme untuk menjadi manusia yang sempurna. "Islam mengajarkan kurban untuk mendekatkan diri kepada Allah, jadi pendekatan kepada Allah itu dapat dicapai dengan peduli kepada manusia," kata Guru Besar IAIN Sunan Ampel Surabaya itu dalam Khutbah Idul Adha di masjid nasional itu, Jumat. Dalam khutbah yang juga didengarkan mantan Wapres H Try Sutrisno selaku pendiri dan Ketua Dewan Pembina Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS), ia menjelaskan Islam juga mengajarkan zakat dan sedekah yang intinya perlu memperhatikan penderitaan orang lain. "Jadi, Islam mengajarkan pentingnya pengorbanan untuk kemanusiaan, bukan individualisme. Ajaran itu juga berarti perlunya kepedulian untuk masyarakat yang masih mengalami kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan," katanya. Selain ajaran berkurban, katanya, Idul Adha juga mengajarkan ibadah haji. "Haji adalah kunjungan kepada sesuatu atau perjalanan kembali kepada Allah untuk kesempurnaan, keindahan, dan keabadian," kata Pembantu Rektor III IAIN Surabaya itu. Menurut dia, haji itu disimbolkan dengan thawaf dan sai, namun diawali dengan miqot untuk memakai ihram. "Miqot berarti kembali kepada watak asli atau membuang kebiasaan buruk, seperti kesombongan, keangkuhan, dan sebagainya," katanya. Untuk ihram juga sama. "Pakaian itu melambangkan status kaya dan miskin, sedangkan ihram itu pakaian yang melambangkan kesederhanaan dan kesetaraan. Ihram itu mirip kain kafan yang menghindari jabatan, partai, atau hal-hal duniawi," katanya. Tentang makna thawaf dan sai, ia mengatakan thawaf itu menunjukkan Allah itu pusat dari segala sesuatu dan untuk menjalani thawaf itu tidak membedakan laki atau perempuan, kaya atau miskin, hitam atau putih, dan sebagainya. "Sai itu melambangkan pencarian yang sifatnya material atau duniawi. Jadi, haji itu melambangkan perpaduan thawaf dan sai atau keseimbangan antara kepentingan akhirat dan duniawi. Islam tidak mementingkan akhirat saja atau dunia saja, tapi Islam mementingkan keseimbangan keduanya," katanya. Oleh karena itu, Idul Adha itu mengajarkan kurban atau pendekatan kepada Allah melalui kepedulian kepada sesama manusia dan mengajarkan haji yang juga menunjukkan pendekatan keseimbangan antara dunia dan akhirat. "Jadi, Idul Adha mengajarkan pentingnya konstruksi kehidupan dalam ibadah kurban dan ibadah haji," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012