Pacitan - Penambangan pasir secara liar yang marak terjadi di sepanjang hilir Sungai Grindulu diduga menyebabkan tergerusnya pondasi jembatan yang menghubungkan pusat Kota Pacitan dengan daerah-daerah lain di kawasan timur Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
"Kami menduganya begitu. Meski mereka (penambang pasir) telah menjauh, aktivitas penyedotan pasir dari dasar Sungai Grindulu telah menyebabkan struktur tanah di sekitar fondasi jembatan terus tergerus hingga level membahayakan," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPKo) Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) V Agus Sutanto, Kamis.
Untuk mengatasi hal itu, Agus memastikan pihaknya akan menutup area fondasi jembatan yang tergerus menggunakan material beton. Hal itu dimaksudkan untuk mengantisipasi agar penggerusan area fondasi tidak berlanjut dan tiang penyangga jembatan tidak kehilangan pijakan.
Proses normalisasi fondasi jembatan tersebut diperkirakan membutuhkan waktu sekitar dua pekan. Agus belum memastikan kapan perbaikan tiang penyangga jembatan yang mulai menggantung tersebut mereka lakukan.
Namun ia mengonfirmasi bahwa langkah penanggulangan awal akan mereka lakukan seceparnya, sekitar awal November. "Secepatnya akan kami mulai," tegasnya.
Selain melakukan perbaikan pada bagian fondasi jembatan, Agus mengonfirmasi bahwa pihak BBPJN juga telah berkoordinasi dengan Pemkab Pacitan untuk menertibkan para penambang pasir liar di sepanjang aliran Sungai Grindulu.
Selain menggerus tanah di sekitar tiang penyangga jembatan di bagian tengah, kondisi serupa juga mulai merembet di sisi timur. Meluasnya titik gerusan disebabkan pasir terus hanyut, sehingga menyebabkan bagian dasar fondasi tiang menggantung.
Jembatan Sungai Grindulu yang menghubungkan dua wilayah di Kabupaten Pacitan tersebut merupakan satu-satunya sarana penyeberangan terbesar di daerah tersebut.
Jembatan yang memiliki panjang kurang lebih 30-an meter ini menjadi akses utama prasarana transportasi darat yang menghubungkan wilayah Pacitan timur dengan pusat kota. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012