Jakarta - Media China People's Daily mengutuk keras aksi kekerasan terhadap wartawan Indonesia oleh oknum TNI AU di Pekanbaru, Riau pada 16 Oktober lalu. "Kami mengutuk keras aksi kekerasan tersebut karena melanggar hukum," kata pemimpin redaksi People's Daily Wu Hengquan saat kunjungannya ke Kantor Berita ANTARA di Jakarta, Senin. Hengquan menilai aksi tersebut sangat tidak pantas dilakukan oleh oknum penegak hukum. "Jika hal sama terjadi di China, kami juga tidak akan tinggal diam," tukasnya. Dia mengatakan akan menuntut dan menindaklanjuti perkara tersebut ke jalur hukum. Hengquan akan menggalakan dukungan dengan media lain untuk mengecam kejadian tersebut, meski aksi kekerasan yang melibatkan setidaknya lima wartawan itu belum tersebar luas di media China. "Kami akan menuntut lewat jalur hukum jika itu terjadi di China," ujarnya, menegaskan. Dia menekankan kekerasan tidak seharusnya dilakukan kepada siapa pun, tak terkecuali wartawan. Setidaknya sebanyak tiga wartawan dan dua mahasiswa menjadi korban dalam aksi kekerasan saat mengambil gambar di lokasi jatuhnya pesawat tempur jenis Hawk 200 milik TNI AU di Riau, 16 Oktober lalu, bahkan kamera dan telepon genggam para korban juga ikut disita. Selain membahas tentang insiden tersebut, Hengquan bersama Direktur Utama LKBN ANTARA Saiful Hadi mendiskusikan kondisi politik, hukum, ekonomi dan budaya di Indonesia. Saiful berpendapat Indonesia-China menjalin kerja sama yang baik, terutama di bidang ekonomi. "Perekenomian Indonesia banyak ditopang oleh pengusaha keturunan Tionghoa," ucapnya. Saiful berharap di masa yang akan datang, Indonesia-China bisa terus bekerja sama bukan hanya dalam bidang ekonomi, tetapi di bidang media.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012