Medan - Laporan UNICEF tahun 2012 menyebutkan lebih dari dua juta anak di berbagai negara meninggal dunia akibat penyakit diare dan pneumonia. "Ini menjadi bukti diare masih menjadi masalah kesehatan anak-anak secara global termasuk Indonesia, bahkan sering menyebabkan kehilangan jiwa," kata External Relation Director dan Corporate Secretary PT Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso saat peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) Sedunia 2012di Medan, Senin. Ia mengatakan, dewasa ini jumlah anak di Indonesia usia 1-14 tahun mencapai sekitar 71,5 juta jiwa. Namun jiwa mereka terancam penyakit infeksi menular yang masih menjadi persoalan kesehatan. Penyakit infeksi menular seperti diare dan pneumonia masih menjadi 10 besar penyakit rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit, bahkan bisa menyebabkan kehilangan jiwa. Berdasarkan studi penelitian oleh Curtis V Cairncross, mencuci tangan pakai sabun dapat menurunkan risiko diare hingga 47 persen. Studi baru menunjukkan edukasi dan sosialisasi CTPS di sekolah dapat memainkan peran penting dalam mengurangi ketidakhadiran anak-anak di sekolah dasar. Di Cina, Kolombia, dan Mesir ingkat ketidakhadiran siswa karena diare dan ispa turun antara 20-50 persen sebagai akibat dari praktik CTPS. "Cuci tangan pakai sabun merupakan 'vaksin' yang dapat dilakukan sendiri untuk mencegah berbagai kuman penyebab penyakit infeksi menular masuk ke dalam tubuh. Untuk itu kami menjadikan HCTPS 2012 di Indonesia sebagai momentum untuk terus meningkatkan kebiasaan CTPS terutama di kalangan anak-anak," katanya. Ia mengatakan pada perayaan HCTPS 2012 yang digelar di SDN 060890 dan 060880 Medan pihaknya secara simbolis juga menyerahkan donasi fasilitas cuci tangan kepada kepala sekolah kedua sekolah tersebut. Hal yang sama juga dilakukan di 10 provinsi lainnya agar kebiasaan CTPS semakin meningkat di sekolah-sekolah. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012