Kediri - Puluhan petani cengkih di Desa Sugihwaras, Kabupaten Kediri menderita kerugian hingga puluhan juta setelah pohon cengkih mereka ambruk diterjang angin langkisau (puting beliung). "Harusnya masih bisa panen. Akan tetapi, karena pohon ambruk, jadi sudah tidak bisa lagi," kata Mukini (60) salah seorang warga yang menjadi korban dalam musibah itu ketika ditemui di rumahnya, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Senin. Musibah yang terjadi pada Minggu (14/10) sore itu, kata dia, membuat 40 batang pohon cengkih miliknya ambruk. Rata-rata, pohon itu ambruk hingga bagian akarnya sehingga sudah tidak bisa tumbuh lagi. Pihaknya sangat sedih dengan musibah itu, mengingat saat ini harga cengkih masih bagus sampai Rp120 ribu per kilogram. Dengan itu, tentunya dia menderita kerugian sampai puluhan juta rupiah. Selain puluhan pohon miliknya, tanaman warga lainnya juga menjadi korban, di antaranya di lahan milik Amani, Djaman, dan sejumlah tetangga lainnya. Ia mengatakan bahwa musibah angin ribut yang terjadi pada hari Minggu sangat cepat. Hujan datang secara tiba-tiba dan disertai dengan angin kencang. Beruntung, saat kejadian, seluruh anak dan cucunya tidak ada di dapur. Saat kejadian, dapur di rumahnya ambruk, bahkan sejumlah atap di rumahnya juga ada yang terhempas. "Tidak ada yang terluka di keluarga kami. Walaupun pohon cengkih kami ambruk, yang penting mereka tidak terluka," katanya dengan masih dibantu keluarga lain membersihkan rumahnya. Hingga saat ini, warga di Desa Sugihwaras memang masih membersihkan rumah mereka yang terkena pohon tumbang. Sejumlah ranting dan daun pohon cengkih yang ambruk juga sudah dibersihkan oleh warga. Mereka rencananya akan membersihkan daun dan ranting itu untuk keperluan dijual. "Daun dan dahan pohon cengkih masih bisa dijual, biasanya digunakan untuk minyak," kata Mukini.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012