Malang - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jatim simpul Malang menyoroti proyek drainase yang dikerjakan setiap tahun, namun kota itu amsih tetap menjadi langganan bajir ketika musim hujan.
Koordinator Walhi simpul Malang Purnawan Dwikora Negara, Senin, mengatakan, proyek drainase Kota Malang ini setiap tahun anggarannya mencapai miliaran rupiah, namun dari tahun ke tahun juga masalah banjir di daerah itu tidak pernah terselesaikan.
"Mungkin saja gorong-gorong yang dibangun itu tidak pada titik-titik yang rawan banjir agar proyek pembangunan drainase setiap tahunnya bisa dianggarkan. Kondisi ini sudah menjadi rahasia umum," tegasnya.
Menurut dia, Pemkot Malang pasti sudah memiliki data dan peta terkait titik-titik lokasi rawan banjir di kota itu, namun kondisi di lapangan tetap saja banjir, meski setiap tahun juga dilakukan pembangunan dan normalisasi gorong-gorong.
Ia mengemukakan, langkah menormalisasi gorong-gorong untuk mengalirkan air hujan ke sungai, bukan satu-satunya solusi untuk meminimalkan banjir di daerah itu. Namun, masih ada solusi yang seharusnya diterapkan oleh dinas terkait.
Upaya yang harus dilakukan Pemkot Malang, lanjutnya, adalah memperluasan lahan resapan, baik di kawasan yang rawan banjir mapun tidak serta menghentikan pihak-pihak yang terus menerus menggerogoti ruanh terbuka hijau (RTH) yang luasannya juga terus menyusut.
Selain itu, katanya, juga memperbanyak sumur resapan, sehingga air hujan tidak langsung terbuang ke sungai menuju laut, namun diserap oleh tanah.
Pemkot Malang ini, katanya, sudah dibekali dengan berbagai aturan (perda) untuk mempertahankan lingkungannya, seperti Perda RTRW (No 4 Tahun 2011), Perda Konservasi AIr (No 17 Tahun 2001) serta Perda Pembangunan.
"Kalau Pemkot Malang serius dalam menjalankan perda-perda tersebut, saya yakin masalah banjir maupun suhu udara di kota ini akan teratasi dengan baik," tegasnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012