Bojonegoro - Pengiriman uang dari luar negeri atau remitansi para tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Bojonegoro, Jawa Timur, hingga Oktober mencapai Rp40,2 miliar, meningkat dibandingkan remitansi tahun lalu yang hanya sebesar Rp39,5 miliar. Kepala Disnakertransos Bojonegoro Iskandar, Rabu, mengatakan meningkatnya remitansi TKI asal di daerahnya itu, karena jumlah TKI yang bekerja di 20 negara, terbanyak di negara Asia Pasifik dan Timur Tengah (Timteng) terus bertambah dibandingkan dengan tahun lalu. Jumlah TKI yang berangkat tahun ini, jelasnya, sebanyak 312 TKI meningkat dibandingkan yang berangkat tahun lalu yang hanya 187 TKI. "Remitansi Rp40,2 miliar dikirim oleh sekitar 3.500 TKI, di antaranya Rp29 miliar melalui kantor pos, sedangkan lainnya lewat sejumlah bank," katanya menjelaskan. Ia memperkirakan, jumlah remitansi TKI asal daerahnya tahun ini masih akan terus bertambah, sebab November dan Desember kemungkinan masih ada remitansi. Menurut dia, TKI lebih senang mengirimkan uangnya lewat kantor pos dibandingkan dengan bank, dengan alasan petugas kantor pos langsung mengirimkan uang itu kepada keluarga TKI, selain di sejumlah kecamatan berdiri kantor pos pembantu. "Kalau lewat bank keluarga TKI harus datang ke kota," ujarnya. Menurut dia, TKI asal di daerahnya sepakat membentuk Forum Komunikasi TKI Bojonegoro yang anggotanya merupakan TKI yang masih bekerja di luar negeri, TKI yang sudah rampung bekerja juga TKI yang baru akan berangkat, yang diperkirakan jumlah eks TKI sekitar 4.000 orang. Para mantan TKI itu, menurut Iskandar, ada yang berhasil setelah pulang kampung, namun banyak juga yang terpuruk, karena pola hidupnya konsumtif. "Tujuan pendirian forum antara lain, untuk meningkatkan kemampuan TKI sebelum berangkat ke luar negeri sekaligus juga sebagai sumber informasi," paparnya. Sementara itu, Kasi Informasi Pasar, Bursa Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja, Sugihartono menambahkan data remitansi itu penting untuk mengetahui pemasukan warga Bojonegoro dari luar negeri yang bisa dimanfaatkan untuk mengetahui perkembangan perekonomian di daerah setempat. "Selain itu, juga untuk memantau besarnya devisa negara dari TKI asal Bojonegoro," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012