Surabaya - Harga gula pada tingkat tender terus mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir, bahkan sudah di bawah Rp9.000 perkilogram akibat kondisi pasar yang cukup jenuh. Manajer Pemasaran PT Perkebunan Nusantara XI Adig Suwandi kepada wartawan di Surabaya, Senin, mengemukakan, selain pasar yang sudah jenuh, permintaan konsumen terhadap komoditas gula cenderung turun setelah lebaran dan aliran distribusi ke luar Jawa juga lambat. "Saat ini masih banyak gula milik pedagang yang dibeli dari petani dan pabrik gula, masih dititipkan di gudang-gudang milik pabrik gula, karena kesulitan distribusi," katanya menanggapi merosotnya harga komoditas gula. Berdasarkan catatan ANTARA, harga tender gula yang pada awal September masih di atas Rp10.000 perkilogram, akhir pekan lalu sudah merosot hingga di kisaran Rp9.000 perkilogram. Bahkan, tender sebanyak 1.600 ton gula yang dilakukan Pabrik Gula Krebet Baru Malang pada akhir pekan lalu, hanya mencapai harga tertinggi Rp8.970 perkilogram. "Penurunan harga gula berlangsung cukup cepat dan kondisi ini sangat tidak menguntungkan bagi petani maupun pabrik gula. Apalagi, proses giling hingga kini masih jalan," ujar Adig Suwandi. Menurut Adig, jika kondisi ini terus berlanjut dan tidak segera diantisipasi, tidak menutup harga tender mendekati harga patokan petani (HPP) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp8.100 perkilogram. "Untuk menjaga harga gula agar tetap menguntungkan dan memotivasi petani tebu meningkatkan produktivitas, pemerintah perlu turun tangan," katanya. Salah satu kebijakan yang bisa dilakukan pemerintah adalah tidak mengeluarkan izin impor gula konsumsi untuk kawasan tertentu dengan alasan harga di dalam negeri masih tinggi, terutama di Jawa dan Lampung yang menjadi sentranya. Saat ini harga gula dunia untuk pengapalan Desember 2012 berada pada kisaran 560 dolar AS per ton FOB (harga belum termasuk biaya pengapalan dan premium). "Saat produksi dalam negeri mencapai puncak, sangat diperlukan kebijakan yang berpihak kepada petani dan pabrik gula agar ekonomi berbasis sumber daya lokal tidak hancur," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012