Bojonegoro - Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie mengemukakan, perajin tahu di Bojonegoro bisa beralih usaha lain jika memproduksi tahu sudah tidak menguntungkan. "Saya menerima laporan banyak pengusaha tahu di sini yang bangkrut. Melihat kondisi itu, seyogyanya pengusaha tahu beralih bekerja di bidang lainnya, misalnya menjadi pengusaha batu bata atau kerajinan bordir," katanya, dalam pertemuan dengan perajin tahu Bojonegoro, Jumat. Ia menjelaskan, menekuni sebuah bidang usaha, kalau memang sudah tidak menguntungkan lagi, tidak harus dipertahankan, misalnya tahu yang sangat bergantung dengan harga kedelai yang produksinya sebagian impor dari Amerika Serikat. Harga kedelai, lanjutnya, semula hanya sekitar Rp5.500/kilogram, namun karena produksi dari daerah penghasil turun, harganya naik menjadi berkisar Rp7.000-Rp8.000/kilogram. "Usaha yang hanya bisa dilakukan yaitu Pemerintah harus bisa meningkatkan daya beli masyarakat," ucapnya. Dengan demikian, menurut dia, kalau daya beli masyarakat meningkat dan ada kenaikan harga tahu, masyarakat masih tetap bisa membeli sesuai dengan harga pokok. Seorang perajin tahu di Desa Ledokkulon, Kecamatan Kota Ny. Ulfa, kepada Aburizal Bakrie mengatakan, banyak perajin tahu yang berhenti membuat tahu, setelah harga kedelai naik. Para perajin yang masih bertahan, jelasnya, berusaha mensiasati dengan mengecilkan ukuran tahu, namun tetap dengan harga yang sama dengan sebelum harga kedelai naik. "Perajin tahu di desa kami jumlahnya 350 kepala keluarga (KK) mengalami kesulitan berproduksi setelah harga kedelai dan minyak naik," kata Kepala Kepala Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan kota, Slamet Budiono, menambahkan. Dalam kunjungannya itu, Aburizal Bakrie yang didampingi Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jatim Martono, dan Ketua DPD Partai Golkar Bojonegoro, H. M. Thalhah, memberikan bantuan modal Rp100 juta kepada perajin tahu di desa setempat. Menurut Aburizal Bakrie, bantuan modal itu, tidak akan mencukupi untuk membantu semua pengusaha tahu yang ada, sehingga harus dicarikan jalan cara memanfaatkannya. "Yang jelas, untuk menambah permodalan harus melalui perbankan," katanya menegaskan. Selain meninjau usaha perajin tahu, Aburizal Bakrie dengan rombongannya, meninjau usaha batik "Jonegoroan" di Desa Prayungan, Kecamatan Sumberrejo dan tampil sebagai pembicara dalam kuliah umum di Universitas Bojonegoro (Unigoro). (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012