Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur, Sri Wahyuni, menegaskan bahwa anak adalah pusat harapan dan masa depan bangsa, terutama dalam upaya mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Tawanya bisa menjadi kebahagiaan kita. Tangisnya pun mengundang kesedihan bagi kita semua. Maka, mencintai anak bukan hanya tanggung jawab orang tua, tapi seluruh elemen bangsa,” kata Sri Wahyuni di Surabaya, Rabu, dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2025.
Ia menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi anak-anak di era digital, seperti maraknya kasus perundungan (bullying), paparan konten negatif di internet, serta rendahnya pengawasan penggunaan gawai oleh orang tua.
“Anak-anak kita hidup di zaman yang berbeda. Di mana gadget bisa menjadi guru, tetapi juga bisa jadi musuh. Kita perlu hadir, tidak hanya secara fisik, tapi juga secara emosional dan spiritual dalam kehidupan mereka,” ujarnya.
Politisi Partai Demokrat ini mengajak para orang tua, pendidik, dan pemangku kebijakan untuk memberi perhatian lebih pada kesehatan mental dan karakter anak, selain prestasi akademik dan pertumbuhan fisik.
Menurut dia, pendidikan karakter dan nilai moral harus menjadi pilar utama dalam mendidik generasi masa depan, dengan membangun budaya kasih sayang, saling menghargai, dan gotong royong sejak dini.
“Kita harus menciptakan ruang-ruang yang aman dan ramah anak, baik di rumah, sekolah, maupun di ruang digital. Jangan sampai anak-anak merasa sendiri di tengah masyarakat yang seharusnya jadi pelindung mereka,” tutur Sri Wahyuni.
Ia juga mengingatkan pentingnya membentuk pemimpin masa depan Indonesia melalui proses yang penuh cinta dan keteladanan, bukan tekanan dan kekerasan.
Mengusung tema “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045,” peringatan HAN 2025 dinilai Sri Wahyuni sangat relevan, khususnya bagi Jawa Timur yang memiliki populasi anak dan remaja cukup besar.
“Kita sedang menyiapkan anak-anak hari ini untuk menjadi pemimpin pada 2045. Ini investasi jangka panjang. Maka kualitas perlindungan, pendidikan, dan partisipasi anak harus jadi perhatian utama,” tegasnya.
Sebagai Wakil Ketua DPRD Jatim, Sri Wahyuni menyebut pihaknya terus mendorong langkah strategis, seperti penguatan Perda Perlindungan Anak dan Pendidikan Karakter, pembentukan Forum Anak di tingkat desa dan kelurahan, hingga pengawasan anggaran pendidikan dan kesehatan agar lebih tepat sasaran.
Selain itu, ia juga mendukung pengembangan program literasi digital dan parenting untuk menghadapi tantangan era internet.
“Setiap anak harus diberi ruang untuk tumbuh dengan aman, nyaman, dan penuh kasih. Karena masa depan Indonesia tidak bisa kita bangun tanpa memastikan anak-anak hari ini mendapatkan haknya secara utuh,” katanya.
Menutup pesannya pada peringatan HAN 2025, Sri Wahyuni berharap seluruh pihak menjadikan momentum ini sebagai titik balik untuk memperkuat komitmen terhadap perlindungan anak.
Editor : Astrid Faidlatul Habibah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025