Jakarta - Pihak Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) memastikan Muhammad Toriq (30) merupakan anggota teroris. "Kita pastikan (teroris) setelah menemukan material yang diduga bahan peledak berdasarkan olah TKP," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Rikwanto saat dihubungi wartawan di Jakarta, Rabu (5/9) tengah malam. Rikwanto mengatakan petugas Laboratorium dan Forensik (Labfor) Polda Metro Jaya menemukan material diduga bahan peledak untuk merakit bom. Selanjutnya, Polda Metro Jaya akan berkoordinasi Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri, guna menelusuri Toriq termasuk jaringan teroris mana. Rikwanto menuturkan pihaknya belum mengetahui secara pasti Toriq termasuk jaringan teroris lama atau baru. Saat ini, petugas kepolisian sedang mengejar Toriq yang diduga melarikan diri ketika rumah ibunya, Iyot didatangi warga karena terdapat kepulan asap dan tercium bau mesiu yang diduga terbakar. Rukun Tetangga (RT) setempat di Jalan Teratai RT02/04, Tambora, Jakarta Barat, Toriq tercatat sebagai anggota majelis taklim yang bernama Al Qiyadah. Sebelumnya, warga melihat kepulan asap dan mencium bahan yang diduga mesiu di rumah yang dihuni Toriq di Jalan Teratai 7, RT 02/04, Kelurahan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, Rabu sekitar pukul 14.30 WIB. Warga sempat mendatangi rumah milik Iyot tersebut, guna mencari penyebab kepulan asap itu, namun Toriq melarikan diri ke arah Jembatan Lima, Tambora. Polisi menyita barang bukti berupa lembaran panduan merakit bom, tiga kardus yang berisi botol, lakban, dua botol berisi paku, kaleng makanan, baterai, charger telepon selular, potongan pipa dan kabel, serta bahan lainnya. Saat ini, polisi mengamankan istri Toriq, Yati bersama anaknya, serta ibundanya, Iyot, sedangkan Toriq diduga melarikan diri. Jaringan di Solo Sementara itu, Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo mengatakan bahwa terduga teroris berinisial Fir yang ditangkap di Depok, Rabu pagi, masih terkait dengan jaringan di Solo. "Betul, tadi pagi, berhasil ditangkap tersangka Fir yang juga bagian dari dinamika di Solo. Semua berkaitan dengan pelaku yang di Solo," katanya di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu. Menurut Kapolri, pihak kepolisian masih menyelidiki peran yang bersangkutan dalam jaringan itu serta kondisi di lokasi penangkapan. "Sekarang masih dalam proses (penyelidikan)," katanya. Aksi teror yang dilakukan oleh para terduga teroris di Solo terjadi pada 17, 18 dan 30 Agustus 2012 adalah melakukan penembakan dan pelemparan granat di pos pengamanan lebaran dan sub sektor kepolisian. Kelompok itu juga diduga melakukan aksi penembakan terhadap anggota polisi bernama Bripka Dwi Data Subekti yang meninggal dunia pada Kamis (30/8) di lokasi penembakan Pos Polisi Plasa Singosaren Kota Solo. Fir yang merupakan DPO Solo itu ditangkap pada Rabu (5/9) pukul 05.30 WIB di Jalan Raya Kalimulya, Perumahan Anyelir 2 blok F2. Sementara itu, dua terduga teroris yang lain, yakni Far dan Mu tewas tertembak saat baku tembak dengan Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri, sedangkan terduga teroris Ba ditangkap di Karanganyar, Jawa Tengah. (*) (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012