Sumenep - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Sumenep meminta warga tidak terprovokasi dengan kasus kekerasan di Sampang yang sebenarnya berawal dari konflik keluarga. "Itu bukan konflik Syiah dengan anti-Syiah, melainkan perseteruan dalam keluarga yang diseret-seret ke paham keagamaan dan selanjutnya seolah-olah konflik paham agama. Kami berharap warga Indonesia dan khususnya Madura tidak terprovokasi dengan kasus tersebut," kata Ketua PCNU Sumenep, A Panji Taufik di Sumenep, Kamis. Pada Minggu (26/8) lalu, terjadi kasus penyerangan yang dilakukan oleh sekelompok warga terhadap komunitas Islam Syiah di Desa Karang Gayam, Sampang, dan menyebabkan dua orang tewas. Panji menjelaskan, warga Madura memiliki toleransi yang tinggi terhadap adanya perbedaan aliran, paham, maupun agama. "Selama ini, warga Madura bisa hidup rukun, termasuk dengan umat agama lainnya. Artinya, sangat tidak masuk akal dan aneh, jika warga Madura kemudian terseret dalam konflik keluarga yang berujung dengan aksi kekerasan sesama umat Islam," ujarnya. Secara pribadi maupun kelembagaan, kata dia, pihaknya prihatin atas terjadinya kasus kekerasan di Sampang, karena telah menimbulkan opini warga Madura tidak toleran terhadap aliran dan paham keagamaan tertentu. "Sekali lagi, itu konflik keluarga antara kakak-adik (Tajul Muluk dengan Rois Alhukama) yang kemudian diseret-seret ke ranah paham keagamaan," ucapnya. Ia berharap polisi bertindak tegas kepada semua pihak yang terlibat dalam kasus kekerasan yang telah mencederai keharmonisan antarumat beragama di Madura. "Jangan ada pembiaran bagi mereka yang terlibat dalam aksi kekerasan, termasuk di Sampang pada Minggu lalu. Pembiaran hanya akan membuat orang merasa benar atau tidak bersalah untuk melakukan kekerasan terhadap sesama," kata Panji. Kasus penyerangan kelompok Islam Syiah di Dusun Nanggernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, pada Minggu lalu merupakan kali kedua dalam dua tahun terakhir ini. Aksi serupa juga terjadi pada akhir Desember 2011. Ketika itu, rumah pimpinan Islam Syiah, mushalla dan madrasah milik komunitas tersebut diserang oleh massa. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012