Blitar - Dua wartawan televisi lokal di Kabupaten Blitar, menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh massa saat melakukan peliputan di perkebunan Swaru Buluroto Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, dan saat ini masih dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Ngudi Waluyo, Wlingi. Muhammad Aji, salah seorang wartawan yang juga ikut dalam peliputan, Selasa mengemukakan saat itu dia dengan sekitar tujuh wartawan hendak melakukan peliputan sengketa di perkebunan tersebut. "Ada banyak kelompok massa dan kami memang bagi tugas. Saya sendiri juga liputan di lokasi, berniat untuk mengambil gambar rencana investor yang akan meratakan tanah perkebunan," kata stringer dari sebuah televisi nasional ini. Namun, ia mengaku panik ketika mendengar ada sejumlah warga yang ternyata berteriak meminta agar wartawan tidak meliput aksi tersebut. Ia dengan rekan lainnya langsung melarikan diri, begitu melihat sejumlah warga yang mulai mendekati mereka dengan nada marah. "Saat itu, ada yang berteriak mengapa wartawan mengambil gambar. Ada yang provokasi lalu warga ramai-ramai mereka mendatangi kami dan memukul," katanya mengungkapkan. Dia bersama sejumlah rekan wartawan lainnya berhasil melarikan diri. Namun, dua orang wartawan yang posisinya saat itu berada di belakang menjadi korban amukan massa. Mereka adalah Wiro Faizin (39) seorang wartawan televisi lokal RTV, dan satunya lagi adalah Khoirul Abadi (37) dari wartawan SurabayaTV. Keduanya, kata dia, menjadi korban penganiayaan massa yang pro dengan pengelola perkebunan. Mereka dipukul dan ditendang, bahkan Khoirul dipukul menggunakan balok kayu di bagian kepalanya. Beruntung, saat itu Khoirul menggunakan helm, sehingga kepalanya masih terlindungi. Selain itu, sepeda motor mereka juga menjadi sasaran massa dengan dilempar menggunakan batu. Aji mengaku masih trauma dengan kajadian tersebut. Ia bahkan tidak menyangka, jika warga menjadi anarkis karena telah melakukan penganiayaan. Padahal, warga juga sudah mengetahui jika yang melakukan peliputan itu adalah wartawan. Sementara itu, kedua korban saat ini sedang menjalani pemeriksaan atau "visum et repertum" di RSUD Ngudi Waluyo, Kabupaten Blitar untuk mengetahui kondisi mereka. Keduanya masih terlihat lemah dan pucat, pascakejadian yang menimpa mereka. Kasus ini rencananya akan dilaporkan ke Kepolisian Resor Blitar. Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Blitar AKP Wisnu Wardhana mengatakan polisi masih memproses masalah ini. Pihaknya juga masih meminta keterangan dari kedua wartawan itu, untuk melengkapi berkas aduan. "Kami masih proses masalah ini," katanya singkat. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012