Surabaya - Sehari jelang Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriah atau Sabtu, arus lalu lintas Kota Surabaya tampak lenggang, di mana sehari-hari diwarnai kepadatan maupun kemacetan.
Kendaraan yang melaju di jalan-jalan utama (protokol) bisa dipacu 90 hingga 100 km per jam, padahal pada hari-hari biasa hal seperti itu mustahil dilakukan.
Seperti diakui oleh Aryobimo, warga Wage, Sidoarjo yang bekerja di Surabaya, dari rumah ke kantornya sekitar 18,2 Km biasa ditempuh 45 menit sampai satu jam dengan menggunakan sepeda motor.
"Bahkan kalau lagi macet, ada hambatan di jalan seperti kecelakaan atau memang volume lagi padat setiap pulang ke rumah sampai dua jam lebih baru sampai. Hari ini enak tenan, ngebut dengan tenangnya sampai 90 km per jam nggak masalah," ucapnya, sambil tersenyum.
"Sunyinya" Kota Pahlawan pada "H-1" terkait "ditinggal" warga yang mudik ke kampung halaman masing-masing atau warga non-Muslim berwisata ke berbagai obyek wisata di Jawa dan Bali atau bahkan luar negeri.
Pantau ANTARA, hanya ada kamacetan terjadi sekitar Pasar Kembang, hal ini terkait dengan pembangunan jalan layang yang menghubungkan pertigaan sekitar, Pasar Kembang, Banyuurif dan Jalan Diponegoro.
Pasalnya, sekitar proyek pembangunan jalan layang tersebut terjadi penyempitan, masing-masing arah arus lalu lintas normalnya tiga jalur, menjadi hanya tinggal satu jalur, "termakan" proyek yang baru terwujud tiang pancang.
Keramaian tampak di Kota Surabaya sepanjang hari Sabtu, terjadi sekitar pemakaman, terkait tradisi nyekar makam leluhur, orangtua dan sanak saudara warga jelang Ramadhan dan Idul Fitri.
Seperti terlihat sekitar Makam Pahlawan di jalan Mayjen Sungkono dan Kusuma Bangsa, sedangkan di pemakaman umum (TPU) Mbah Ratu dan Tembok, tampak warga membersihkan makam, berdoa dan menabur aneka bunga di pusara.
Kondisi ini menjadi masa panen para penjual bunga makam, di mana harga satu "kembang setaman" yang umumnya terdiri atas mawar, sedap malam, kenanga dan cacahan daun pandan satu tas kresek kecil (isi separuh) dijual Rp2.000 sampai Rp3.000, naik menjadi Rp5.000 hingga Rp7.000.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
Editor : Chandra Hamdani Noer
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012