Rio de Janeiro (ANTARA/AFP) - Populer karena keindahan pantai-pantainya serta karnaval, Rio de Janeiro yang secara resmi akan dinobatkan sebagai kota penyelenggara Olimpiade berikutnya pada Minggu, menghadapi "bukit terjal" akibat kemacetan lalu lintas, infrastruktur yang buruk, serta kekerasan di area kawasan kumuh untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2016. Dengan berakhirnya Olimpiade 2012, London akan menyerahkan panji Olimpiade kepada Rio yang akan menjadi kota penyelenggara Olimpiade selanjutnya. Komite Penyelenggara Olimpiade Brazil dan pada pejabat kota menegaskan bahwa semua proyek infrastruktur yang direncanakan telah dimulai, meski perkampungan atlet yang akan menampung sekitar 14.000 atlet serta Olympic Park yang akan menjadi tempat pertandingan sembilan cabang olahraga sama sekali belum memulai proses pembangunan. Selain itu, sampai sekarang tidak ada rencana induk eksekutif dan tidak ada penjelasan seberapa banyak uang yang akan dikeluarkan untuk menyelenggarakan pesta olahraga terbesar di dunia ini. Tantangan-tantangan terbesar, menurut para ahli, adalah transportasi, infrastuktur, dan akomodasi. Kota yang dihuni 6,5 juta orang ini diperkirakan akan menyambut jutaan turis dan lebih dari 10.500 atlet selama 15 hari, namun mereka hanya akan memiliki 34.000 kamar hotel pada 2016. Dan kemacetan di Rio tergolong cukup parah. Beberapa proyek infrastruktur untuk Olimpiade 2016 akan siap ketika Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia Brazil 2014 berlangsung, namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. "Sekarang kami akan benar-benar mengambil ukuran kompleksitas dalam menyelenggarakan ajang seperti Olimpiade," kata analis pemasaran, Erich Beting, kepada AFP. "Selama tiga tahun terakhir, kami tidak benar-benar terfokus pada permulaan konstruksi kota Olimpiade... dan dalam menciptakan infrastruktur yang diperlukan." Leonardo Gryner, direktur umum komite penyelenggara Rio 2016 mengakui bahwa kekhawatiran-kekhawatiran utamanya adalah transportasi dan hotel. Terdapat rencana untuk memperpanjang jalur metro sampai distrik Barra da Tijuca di sektor Barat, dan empat jalur ekspres untuk bus dan mobil yang juga masih dalam pengerjaan. Banyak proyek-proyek transit urban yang "secara umum berjalan di belakang rencana-rencana, dan pemerintah khawatir beberapa prooyek itu tidak akan siap tepat waktu untuk Piala Dunia 2014, dan beberapa bahkan tidak akan siap untuk Olimpiade 2016," kata Carlos Campos, ekonom dan analis di Institut Riset Ekonomo Terapan. Gryner mengatakan sekitar 47 persen instalasi-instalasi olahraga yang diperlukan untuk Olimpiade sudah ada, termasuk beberapa yang dibangun untuk Pesta Olahraga Pan American 2007. Sekitar 28 persen akan diperbarui, sementra 25 persen seperti tribun-tribun di pantai Copacabana untuk kompetisi bola voli pantai akan menjadi arena temporer. Walikota RIo, Eduardo Paes, yang berniat kembali mengikuti pemilihan umum pada Oktober, mengatakan tenggat untuk proyek-proyek infrastuktur telah ditetapkan. Namun ia menambahkan bahwa jumlah pengeluaran total belum diketahui. "Itu dapat bervariasi. Kami akan hanya mulai mengungkap biaya-biaya Olimpiade Rio, jika kami telah memiliki proyek eksekutif yang siap," kata Paes. Ketika kota itu mengajukan diri sebagai salah satu kandidat, diperkirakan dibutuhkan investasi sebesar 28 miliar real (14,4 miliar dolar) - 23,2 miliar real dari swasta dan umum, dan 5,6 miliar real dari Komite Penyelenggara. Meski sempat dikenal sebagai salah satu kota paling berbahaya di Amerika Selatan, Rio saat ini sudah jauh lebih aman sejak pihak berwenang melakukan gerakan pada 2008 untuk mengatasi masalah-masalah perdagangan obat-obatan terlarang. Hampir 150 dari 750 favela (istilah untuk daerah kumuh rawan kejahatan di Brazil) telah dikendalikan pihak militer atau kepolisian. Bagaimanapun, "Rio adalah kota yang berbahaya dibandingkan dengan ibukota-ibukota di Eropa, Amerika Serikat, atau di regional," kata Ignacio Cano, peneliti dari Pusan Analisis Kekerasan di Universitas Negeri Rio. Presiden Dilma Roussef mengekspresikan harapannya bahwa Olimpiade akan menjadi anugerah bagi negerinya. "Kami menginginkan warisan sebaik mungkin dari Olimpiade untuk Brazil, baik dari sudut pandang olahraga maupun perihal infratruktur dan kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik," ucapnya di Olimpiade London.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012