Madiun - Harga jual tahu dan tempe di Kota Madiun, Jawa Timur, dalam sepekan terakhir mengalami kenaikan menyusul mahalnya bahan baku kedelai saat ini. Seorang pedagang tempe di Pasar Besar Madiun, Suminem, Rabu, mengatakan, harga sepotong tempe panjang 20 centimeter dan lebar 5 centimeter dijual Rp1.000, kini naik menjadi Rp1.500 hingga Rp2.000 per potong. "Kenaikan harga sudah terjadi sejak di tingkat produsen. Sehingga, mau tidak mau saya menjualnya juga ikut naik untuk mendapatkan untung," kata Suminem. Selain harga naik, ketebalan tempe yang dijual juga menyusut. Jika biasanya ketebalan tempe bisa mencapai 4 centimeter, kini hanya 2-3 centimeter. "Lebar dan panjangnya memang masih sama seperti ukuran semula, tapi sekarang tempenya jadi lebih tipis dari biasanya," kata Suminem. Akibat harganya yang naik dan ukurannya yang menyusut tersebut, Suminem kerap mendapat protes dari para pembeli tempe. "Para pembeli banyak yang protes dan nawar-nawar harga. Kenaikan dan tipisnya tempe ini mungkin akibat dari harga kedelai yang mahal dan terus naik," kata dia. Sementara itu, seorang perajin tahu Mekar Sari di Kelurahan Banjarejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Sukiman, mengatakan, pihaknya terpaksa mengecilkan ukuran tahunya agar tetap bisa bertahan. Jika biasanya tahu buatannya setebal 4-5 cm, saat ini hanya sekitar 2-3 cm. "Saya terpaksa mengecilkan ukuran untuk menekan biaya produksi tahu akibat terus naiknya harga kedelai. Sebab jika harga jual tahu yang dinaikkan, saya takut malah tahu saya tidak laku," ujar dia. Sementara harga kedelai impor di Pasar Besar Madiun terpantau telah mencapai Rp8.500 per kilogram, sedangkan kedelai lokal berkisar antara Rp7.500 hingga Rp8.000 per kilogram. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012