Trenggalek - Petani cengkih di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, sedang mengalami eforia dengan stabilnya harga komoditas baku rokok tersebut di kisaran Rp25.000-Rp27.000/kilogram, untuk jenis cengkih basah, atau sekitar Rp82.000-85.000/kilogram untuk jenis kering.
"Harga cengkih selama dua pekan ini relatif stabil, masih cukup tinggi dibanding sebelum-sebelumnya," ujar salah seorang petani cengkeh di Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, Hanik Mashadi, Sabtu.
Masih tingginya harga jual cengkih saat ini benar-benar tidak disia-siakan oleh petani setempat. Para petani seolah berlomba menjual setiap hasil panen mereka ke tengkulak maupun pedagang, dengan harapan masih bisa menikmati keuntungan dari tingginya harga cengkeh di pasaran.
Hanik mengungkapkan, tindakan "aji-mumpung" para petani cengkeh tersebut sengaja dilakukan karena menghindari datangnya musim panen besar yang diperkirakan terjadi sekitar pertengahan Agustus.
Harga cengkeh saat panen raya yang jatuh hampir bersamaan dengan hari raya Idul Fitri 1433 H tersebut diperkirakan terjun bebas (anjlok) hingga kisaran Rp15.000-Rp20.000/kilogram (cengkeh basah) atau sekitar Rp40.000-Rp50.000/kilogram (cengkeh kering).
"Perkiraan itu mengacu pengalaman tahun-tahun sebelumnya. Biasanya harga (cengkeh) cenderung terus menurun begitu mendekati jadwal panen besar atau panen raya," kata Asikin, petani cengkeh asal Kecamatan Panggul.
Sebelumnya, sebagian petani bahkan sempat menikmati harga jual cengkeh saat menyentuh angka fantastis, yakni Rp200.000/kilogram untuk jenis cengkeh kering atau sekitar Rp60.000/kilogram untuk jenis cengkih basah.
Namun "masa bahagia" yang terjadi sekitar awal bulan Juni itu hanya berlangsung sebentar. Setelah itu, tutur Asikin, harga jual cengkeh cenderung terus menurun hingga akhirnya (saat ini) bertahan di kisaran harga Rp82.000-85.000/kilogram untuk jenis cengkeh kering atau sekitar Rp25.000-Rp27.000/kilogram untuk jenis cengkeh basah.
"Harga baru dikatakan jelek kalau sudah menyentuh kisaran Rp50.000/kilogram atau di bawahnya. Itu untuk jenis cengkeh kering, kalau basah batas psikologisnya adalah Rp20.000/kilogram ke bawah," kata Hanik.
Musim panen cengkih biasanya berlangsung selama tiga bulan, yakni sejak awal Juni dan diperkirakan mencapai puncaknya pada pertengahan Agustus.
Untuk kategori petani biasa saperti halnya Hanik dan Asikin, mereka rata-rata mampu memetik daun cengkeh antara 25-30 kilogram per hari. Panen cengkeh biasanya dilakukan saban hari, sehingga petani memiliki pilihan untuk langsung menjual dalam kondisi kering atau basah.
"Tentunya petani akan lebih suka menjual cengkeh dalam kondisi kering karena harga jual jauh lebih tinggi, tapi itupun bergantung cuaca. Kalau panas ya dijual kering, tapi kalau pas hujan ya dijual basah saja, biasanya karena tidak memungkinkan untuk dikeringkan," terang Hanik. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012