Gresik - Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto berencana menurunkan tim ke sejumlah pasar untuk melakukan survei harga kedelai terkait adanya kenaikan harga dari Rp5.200 per kilogram menjadi Rp7.200 per kilogram
"Saya belum mengecek rincian kenaikan harga kedelai di wilayah Gresik, namun saya akan turunkan tim untuk mensurvei harga, apakah kenaikan hanya terjadi di Jakarta," katanya, Rabu.
Sambari mengaku, belum bisa mengambil keputusan terkait kenaikan harga kedelai di wilayah Kabupaten Gresik, sebab kenaikan berasal dari mekanisme pasar.
"Saya belum bisa mengambil kebijakan khusus, namun saya akan cek dulu berapa harga yang berkembang di wilayah Kabupaten Gresik, sehingga kebijakan itu bisa tepat sasaran," katanya.
Sebelumnya, sejumlah perajin tempe dan tahu di wilayah Gresik mengaku terancam gulung tikar akibat kenaikan harga kedelai.
Salah satu perajin, Hasan Ma'aruf mengaku, dirinya terpaksa menurunkan produksinya akibat naiknya harga kedelai, yakni dari 1,15 kuintal per hari menjadi 90 kilogram per hari, sekaligus memperkecil produksi tempe untuk tetap bisa melayani konsumen.
"Kami hanya memproduksi untuk memenuhi pesanan para pelanggan saja dengan harga yang sama, sehingga harus merugi ratusan ribu rupiah," katanya, mengungkapkan.
Ia mengaku, tidak mungkin menaikkan harga penjualan karena khawatir ditinggal para pembeli atau pelanggan.
Ia mengharapkan, pemerintah segera mengantisipasi kondisi itu dengan cara menghapus pajak impor yang selama ini dibebankan kepada para pengusaha.
Menurut dia, jika tidak ada kebijakan dari pemerintah, maka dikhawatirkan para perajin tempe dan tahu akan terus merugi, hingga akhirnya berhenti berproduksi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012