Jakarta - Menteri Pertanian Suswono mengatakan keputusan pemerintah untuk memberlakukan pembebasan bea masuk kedelai yang semula ditetapkan lima persen menjadi nol persen, karena terjadi kondisi darurat akibat persoalan lonjakan harga kedelai. "Saya kira tadi untuk kondisi darurat karena persoalan harga kedelai yang melambung," ujarnya seusai rakor terbatas untuk membahas pangan di Jakarta, Rabu. Suswono juga memastikan kebijakan ini akan bersifat sementara karena diberlakukan hingga paling lambat akhir tahun, dan akan diputuskan oleh tim tarif yang dipimpin oleh Kementerian Keuangan. "Ini akan segera diputuskan akan ditindaklanjuti oleh Menkeu, ada di tim tarif. Setelah ini ada rapat di tim tarif untuk mengubah jadi nol, tapi ini sifatnya sementara," ujarnya. Menurut dia, keputusan tersebut secara mendadak diputuskan karena pemerintah kekurangan lahan untuk menanam kedelai, dan para petani menganggap lebih menguntungkan untuk menanam jagung. "Problem kita ini untuk kedelai adalah problem lahan, yang sejak awal saya menyampaikan untuk bisa swasembada itu butuh minimal (tambahan) 500.000 hektare," ujarnya. Padahal, lanjut Suswono, persoalan keterbatasan lahan seharusnya tidak menjadi masalah karena saat ini potensi lahan terlantar mencapai 7,2 juta hektare. Untuk itu, Kementerian Pertanian akan berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional dalam upaya penyediaan lahan untuk penanaman kedelai mulai 1,1 juta hingga 1,5 juta hektare. "Mudah-mudahan nanti ada tambahan lahan. Kita dengan BPN sudah ketemu, satu bulan ini sedang disisir, mudah-mudahan ada potensi yang bisa kita eksekusi," ucap Suswono, berharap. Ia mengatakan sebagai solusi jangka panjang pengadaan bahan pangan, maka swasembada kedelai melalui penyediaan lahan harus terus diupayakan, selain mengadopsi teknologi transgenik "Genetically Modified Organism" (GMO) dalam rangka pengembangan benih. "Mau tidak mau penambahan lahan itu mutlak untuk kedelai, agar kita bisa memproduksi sepenuhnya dari dalam negeri. Kemudian kita akan menerapkan teknologi mengadopsi GMO karena kedelai yang diimpor dari Amerika itu sebenarnya transgenik," ujarnya. Sementara, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krishnamurti menambahkan dengan adanya kebijakan pembebasan bea masuk kedelai maka harga impor kedelai akan turun sekitar Rp350-Rp400 perkilogram. "Kira-kira, harga impor akan dalam rupiah akan turun sekitar Rp400-an," tuturnya. Pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan kemungkinan pemberlakuan kebijakan pembebasan bea masuk ini sama seperti yang pernah diputuskan pemerintah tahun lalu, ketika harga kedelai mahal akibat anomali musim. Tapi, dia belum mau berkomentar lebih banyak karena tim tarif akan berdiskusi terlebih dahulu terkait implementasi kebijakan ini.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012