Surabaya - Pimpinan delegasi dari Josai International University Jepang, Prof Ishida Masumi, menilai perkuliahan lima negara Asia bertajuk "Asia Summer Program" (ASP) 2012 mengekspresikan kebangkitan Asia.
"Itu (ASP) cara instan bagi mahasiswa dari lima negara di Asia untuk mengepresikan budaya Asia, bukan sok kebarat-baratan seperti selama ini," katanya di sela-sela pembukaan ASP 2012 di Surabaya, Senin.
Ia mengemukakan hal itu dengan didampingi Prof Kamarudin Hussin PhD (Universiti Malaysia Perlis), Dr Tiparatana Wongcharoen (Bangkok University, Bangkok), Prof Dr Eng Ir Rolly Intan (Universitas Kristen Petra, Surabaya/Indonesia), dan Dr Jekuk Chang (Dongseo University, Korea).
"Jadi, ASP 2012 akan mengajarkan mahasiswa tentang gaya hidup Asia dan mempromosikan Asia kepada orang Asia," kata pimpinan delegasi Jepang yang mengirimkan 18 mahasiswa untuk mengikuti ASP yang pertama kalinya dan digelar di Indonesia.
Senada dengan itu, pimpinan delegasi Malaysia, Prof Kamarudin Hussin PhD, dari Universiti Malaysia Perlis, menegaskan bahwa ASP 2012 merupakan embrio dari kebangkitan Asia.
"Ini era kebangkitan Asia, karena itu ASP akan membangkitkan kearifan lokal bangsa-bangsa Asia, sehingga kiblatnya bukan lagi Amerika dan Eropa seperti selama ini," kata pimpinan delegasi Malaysia yang berjumlah 16 dosen dan 21 mahasiswa itu.
Pandangan itu juga disetujui Rektor Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya, Prof Dr Eng Ir Rolly Intan. "Pimpinan dari kelima universitas dari lima negara di Asia sudah berkomitmen untuk memberikan yang terbaik untuk ASP 2012," katanya.
Baginya, ASP 2012 akan mendorong "mix student" untuk menumbuhkan pertukaran budaya (culture exchange), persilangan budaya (culture sharing), dan pemahaman budaya (culture understanding).
"Itu sejalan dengan motto 3-c dari ASP yakni culture, creativity, dan collaboration. Kebangkitan Asia itu tidak bisa sendirian, tapi harus saling belajar antarnegara di Asia. Kreasi dan inovasi juga akan menentukan masa depan, sekaligus perlunya kolaborasi," katanya.
Secara terpisah, koordinator ASP 2012, Meilinda SS MA, mengatakan perkuliahan lima negara Asia bertajuk "Asia Summer Program" (ASP) itu diikuti 143 mahasiswa dari Korea, Jepang, Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
"Kami buka perkuliahan untuk sembilan kelas itu selama tiga minggu pada 16 Juli hingga 3 Agustus 2012 yakni dua minggu perkuliahan akademik dan satu minggu perkuliahan non-akademik," katanya.
Didampingi Ketua Program ASP 2012, Ir Hanny Hosiana Tumbelaka MSc PhD, ia menjelaskan perkuliahan yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar itu terkait tiga bidang yakni ekonomi, teknik, dan bahasa.
"Karena itu, perkuliahan yang diikuti 74 mahasiswa UKP dan 96 mahasiswa asing dari Korea, Jepang, Thailand, dan Malaysia itu juga akan mengunjungi dan melihat potensi UKM di Pasar Atom dan Pasar Wonokitri. Mereka akan 'blusukan' pasar untuk mengetahui proses tawar-menawar ala Indonesia," katanya.
Selain itu, perkuliahan akademik juga akan mengajak ke-143 mahasiswa itu untuk melihat potensi bisnis kreatif di Surabaya, yakni batik. "Mereka akan diajari tentang asal usul batik, teknik membatik, dan terapan batik untuk dunia modern, seperti asesoris, body painting, dan sebagainya," katanya.
Tidak hanya itu, mereka juga akan menghadiri festival makanan khas Surabaya, yakni rujak ulek dan nasi goreng. "Di akhir perkuliahan, mereka akan diminta membuat paper, karena perkuliahan tiga minggu itu akan tetap mendapat kredit point seperti biasanya," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
Editor : Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012