Kediri - Keluarga istri dari Sertu Muhadi, anggota Kodam XVII/Cendrawasih Jayapura, Papua, yakni almarhumah Eva Cristyanti (24), memasrahkan kasus dugaan pembunuhan itu kepada polisi untuk segera menangkap pelakunya. "Keluarga saat ini masih berduka. Tapi, kami berharap masalah ini ditangani petugas terkait," kata salah seorang anggota keluarga almarhumah, Wakirin, di rumah duka, Desa Cerme, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Selasa. Ia enggan untuk mengungkapkan kasus dugaan pembunuhan itu lebih rinci kepada wartawan yang menemuinya, karena keluarga sampai saat ini masih mengurus proses pemakaman almarhumah. Jenazah Eva datang pada Selasa (10/7) sore dan rencananya dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) di desanya. Jenazah dibawa dari Papua menggunakan jalur udara dan transit di Bandara Juanda, Surabaya, lalu dibawa menggunakan jalur darat ke rumah duka. Sejumlah tetangga sudah melayat di rumah alarhumah. Mereka datang dan mengucapkan bela sungkawa atas musibah yang terjadi pada keluarga dan berharap mereka bisa bersabar dengan cobaan ini. Eva menikah dengan Sertu Muhadi yang berasal dari Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, setelah lulus dari SMA. Setelah menikah, Eva ikut dengan suaminya bertugas di Papua, namun akhirnya pulang ke rumah untuk melahirkan. Saat ini, mereka dikaruniai anak yang masih berusia dua tahun. Pada tahun 2011, Eva diketahui kembali lagi ke Papua, dan mengajak anak mereka untuk tinggal bersama di Papua, sampai akhirnya ada kejadian pembunuhan itu. Tubuh Eva ditemukan tergeletak dengan luka tusuk di tepi jalan yang menuju kawasan Polimak dan Kodam XVII Cenderawasih, Kodya Jayapura pada Senin (9/7) sekitar pukul 06.30 WIB. Di tubuhnya diketahui terdapat luka. Sedikitnya, terdapat enam luka tusukan, di antaranya di dahi, leher, dan tangan. Di sekitar tubuh korban juga ditemukan sejumlah benda milik korban. Sampai saat ini, kasus tersebut masih diselidiki oleh polisi. Mereka masih mengusut kasus ini, termasuk berusaha meminta keterangan dari suami korban. Namun, informasi yang beredar, terdapat keterlibatan orang dalam kasus pembunuhan itu. Sampai saat ini, pelaku belum tertangkap. Komandan Kodim 0809 Kediri Letkol Inf Bambang Sudarmanto mengatakan untuk proses pemakaman istri dari anggota TNI tidak dilakukan upacara khusus. Perlakuan khusus itu diberlakukan untuk anggota TNI, bukan untuk keluarganya. "Pemakaman seperti biasa, tidak ada upacara khusus," katanya mengungkapkan. Ia enggan mengatakan adanya dugaan pembunuhan yang dilakukan orang terdekat. Masalah itu ditangani polisi setempat dan jika ada anggota TNI yang terlibat, akan dilakukan pemeriksaan dan sanksi khusus. Sementara itu, Kepala Desa Cerme, Syaiful mengatakan sebagai perangkat desa hanya berusaha untuk membantu keluarga mengurus proses administrasi dan membantu proses pemakaman. "Sebagai perangkat, kami membantu untuk proses pengurusan administrasi saja, sementara kalau masalah pastinya, kami belum mengetahui. Kami sadar, keluarga masih berduka, jadi kami menghormati mereka," kata Syaiful. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012