Surabaya - Sektor konstruksi di Jawa Timur masih kekurangan sekitar 20.000 orang tenaga ahli dan terampil yang bersertifikasi, sementara kemampuan mencetak tenaga tersebut maksimal hanya 1.000 orang setiap tahunnya. Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Daerah (LPJKD) Jatim Erlangga Satriagung di Surabaya, Jumat, mengatakan, dengan jumlah perusahaan jasa konstruksi di Jatim yang mencapai lebih kurang 12.000 usaha, seharusnya diperlukan sekitar 36.000 tenaga ahli dan terampil di bidang konstruksi. "Tetapi, faktanya saat ini jumlah tenaga ahli dan terampil yang sudah bersertifikat hanya sekitar 15.000-16.000 orang. Jumlah ini sangat jauh dari kebutuhan," katanya saat pembukaan Musyarawah Daerah ke-3 DPD Gabungan Pengusaha Kontraktor Nasional (Gapeknas) Jatim. Menurut Erlangga, kebutuhan tenaga terampil di sektor konstruksi itu makin sulit terpenuhi, karena kemampuan asosiasi untuk mencetak tenaga-tenaga tersebut setiap tahun maksimal hanya 1.000 orang. Khusus untuk tenaga ahli konstruksi di Jatim yang sudah terakreditasi, lanjutnya, hingga kini jumlahnya baru 365 orang, dari kebutuhan yang mencapai 2.938 orang. Hal ini bisa memberikan peluang kepada tenaga ahli konstruksi asing untuk masuk dan mengerjakan proyek-proyek di dalam negeri. "Ini tidak hanya menjadi tugas asosiasi, tetapi juga perlu dukungan Pemprov Jatim melalui instansi yang dimilikinya untuk membantu mencetak tenaga-tenaga terampil dan ahli," tambahnya. Mantan Ketua Kadin Jatim itu, menambahkan, sektor jasa konstruksi memberikan kontribusi sekitar 10,2 persen pada pendapatan domestik bruto nasional, termasuk dari sisi penyerapan tenaga kerja yang cukup besar. Ketua DPD Gapeknas Jatim La Nyalla Mahmud Mattalitti mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan sumber daya manusia dan mencetak tenaga terampil maupun ahli sesuai kebutuhan yang ada. "Masalah ini menjadi tanggung jawab bersama, tetapi Gapeknas berusaha mengambil peran lebih besar untuk memenuhi kebutuhan tenaga terampil dan ahli bersertifikasi," ujarnya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012