Madiun - Pemerintah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mencanangkan program "makan malam tidak dengan beras tiga malam dalam seminggu" guna mendukung diversifikasi pangan di wilayah setempat. Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kabupaten Madiun, Edy Bintarjo, Jumat, mengatakan, program "makan malam tidak dengan beras tiga malam dalam seminggu" tersebut mulai dicanangkan dalam pekan ini dan direncanakan akan dilakukan untuk jangka panjang. "Tujuannya tidak lain adalah untuk diversifikasi pangan bagi masyarakat dan surplus beras di Kabupaten Madiun. Sebagai pengganti beras, masyarakat bisa memakan ubi kayu, ubi rambat, jagung, daging, sayur, ataupun buah. Program ini memang baru digagas pertengahan tahun ini," ujar Edy. Menurut dia, masyarakat Kabupaten Madiun pada umumnya telah melebihi batasan dunia dalam mengonsumsi beras. Yakni mencapai 100 kilogram/kap/tahun, padahal batasan normalnya hanya 70/kilogram/kap/tahun. Dengan program tersebut, ditargetkan akan terjadi penurunan konsumsi beras atau efisiensi beras hingga 10.000 ton per tahun atau senilai Rp60 miliar. Selain itu, lanjut dia, di samping bertujuan untuk diversifikasi pangan dan suplus beras, program ini juga merangsang warga Kabupaten Madiun memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk mendukung terselenggaranya diversifikasi pangan tersebut. "Hingga saat ini terdapat sekitar 19.000 hektare lahan pekarangan milik warga yang dapat dimanfaatkan untuk bercocok tanam sayuran dan memelihara ikan air tawar. Upaya tersebut secara tidak langsung akan mendukung keanekaragaman pangan dalam keluarga," terang dia. Ia menjelaskan, dengan diversifikasi atau jenis makanan yang beragam, maka akan membuat makanan di masyarakat lebih bergizi. Selain itu, juga dapat menciptakan peluang ekonomi yang lebih besar dari non-beras. "Seperti ubi kayu dapat diolah menjadi tepung cassava yang dari segi ekonomi memiliki nilai lebih tinggi jika dibandingkan dengan ubikayu saat tidak diolah. Ubikayu hanya berharga Rp500,00 per kilogramnya, namun jika diolah menjadi tepung harga bisa puluhan kali lipat," tutur Edy. Di samping itu, lanjutnya, diversifikasi pangan bertujuan untuk menciptakan kemandirian jika terjadi gangguan dalam produksi beras. Apalagi, saat ini pemerintah pusat sedang gencar melakukan hal serupa tentang imbauan untuk melakukan diversifikasi pangan. Selain beras, komoditas lain yang dapat dikembangkan di Kabupaten Madiun untuk diversifikasi pangan antara lain, ubi kayu, ubi jalar, dan juga jagung. Adapun jumlah produksi ubi kayu mencapai 110.114,27 ton per tahun, jagung mencapai 55.499,11 ton per tahun, dan ubi jalar mencapai 3.023,55 ton. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012