Jember - Sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) buruh migran mendesak pemerintah mengusut tuntas kasus penembakan tiga tenaga kerja Indonesia (TKI) oleh Polisi Diraja Malaysia.
"Kami mendesak pemerintah melakukan klarifikasi terhadap penembakan tiga TKI yang diduga melakukan tindakan kriminal itu dan tidak begitu saja percaya atas keterangan yang disampaikan polisi Malaysia," kata Koordinator LSM Peduli Buruh Migran, Lily Pujiati, saat dihubungi ANTARA per telepon, Sabtu.
Polisi Malaysia menembak tiga TKI yakni Hasbullah (25), Sumardiono (35), keduanya warga Kabupaten Lumajang dan Marsudi (28) warga Bangkalan, Madura, yang diduga melakukan perampokan di Perumahan Templer, Saujana, yang berada di kilometer 32 Jalan Selayang-Rawang, Selangor, Selasa (19/6).
Tiga jenazah korban penembakan polisi Malaysia dipulangkan ke tanah air atas upaya dari LSM Peduli Buruh Migran yang berkantor di Jakarta bekerja sama dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan Kementerian Luar Negeri.
Menurut Lily, pemerintah harus kritis terhadap mekanisme penembakan pelaku kriminal WNI di Malaysia dan melakukan komunikasi terhadap aparat penegak hukum, sehingga penembakan polisi yang sewenang-wenang tidak terjadi lagi.
"Kami masih belum tahu apakah tiga TKI itu benar-benar melakukan tindakan kriminal atau hanya alasan yang dibuat oleh polisi Malaysia karena TKI yang ditembak itu memiliki dokumen resmi," paparnya.
Ia mendesak pemerintah mempertajam penanganan kasus penembakan dan kekerasan yang dialami TKI di beberapa negara tujuan karena kasus penembakan TKI di Malaysia terjadi beberapa kali.
"Saya berharap pemerintah lebih peduli terhadap nasib pahlawan devisa negara itu dan mengutamakan perlindungan TKI," ujarnya menambahkan.
Hal senada juga disampaikan Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jatim, M. Kholili yang mendesak pemerintah untuk menghentikan pengiriman TKI ke Malaysia selama-lamanya karena banyaknya kasus kekerasan yang dialami buruh migran di sana.
"Lebih baik calon TKI itu diarahkan ke negara tujuan lain yang memiliki komitmen untuk melindungi buruh migran yang bekerja di sana seperti Hongkong dan Singapura," tuturnya.
Menurut dia, tindakan sewenang-wenang polisi Malaysia tidak hanya menimpa tiga TKI asal Lumajang dan Bangkalan, namun TKI asal NTB yang diduga menjadi korban perdagangan organ tubuh juga tewas ditembak polisi Diraja Malaysia.
"Banyak TKI yang mengalami tindakan kekerasan dari aparat kepolisian dan majikan di Malaysia, namun penanganan dari pemerintah Indonesia sangat lamban dan sebagian kasus justru tidak terungkap," ucap aktivis buruh migran asal Jember itu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012