Jember - Deputi Pemimpin Bank Indonesia Jember Bidang Ekonomi Moneter, Dwi Suslamanto, mengatakan krisis ekonomi yang terjadi di sejumlah negara Eropa belum mempengaruhi ekspor tembakau secara signifikan. "Krisis ekonomi di kawasan Eropa belum berpengaruh secara langsung terhadap sektor tembakau di wilayah Eks Karisidenan Besuki yang menjadi wilayah kerja BI Jember yang meliputi Kabupaten Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi," tuturnya di Kantor BI Jember, Kamis. BI Jember telah melakukan "quick survey" dampak pelemahan ekonomi di kawasan Eropa dengan sejumlah responden dari perusahaan tembakau di wilayah Eks Karisidenan Besuki. Menurut dia, krisis ekonomi Eropa belum berpengaruh secara langsung terhadap ekspor tembakau ke beberapa negara Eropa terutama Jerman, Swiss dan Belgia karena ekspor yang terjadi tahun ini merupakan komitmen dari kontrak yang ditandatangani tahun sebelumnya. "Rata-rata perusahaan memasarkan 60-70 persen produksi tembakaunya ke kawasan Eropa dengan sumber bahan baku utama 100 persen dari domestik," paparnya. Selain itu, kata dia, tidak ada indikasi pengurangan tenaga kerja dan kapasitas terpakai pada sektor tersebut dan konfirmasi dari pelaku usaha menyampaikan bahwa penurunan permintaan tembakau beberapa tahun terakhir bukan karena krisis Eropa. "Penurunan permintaan ekspor tembakau justru berkaitan dengan gencarnya gerakan antirokok dan larangan merokok oleh WHO," katanya. Kendati demikian, lanjut Dwi, pelemahan ekonomi kawasan Eropa yang berkepanjangan diprediksi akan menurunkan permintaan dan harga jual tembakau, sehingga berdampak pada penurunan omzet dan pendapatan usaha perusahaan tembakau. "Untuk mengatasi hal itu, beberapa perusahaan tembakau melakukan ekspansi pasar ke beberapa negara diluar kawasan Eropa antara lain ke Asia," katanya. Ia menegaskan para pengusaha masih optimis terhadap prospek usaha ekspor tembakau, meski terjadi krisis Eropa asalkan nilai tukar rupiah terjaga kestabilannya dan dukungan pemerintah terhadap ekspor. "Kebijakan perdagangan yang diharapkan oleh para eksportir untuk mendukung kegiatan mereka adalah pengurangan retribusi dan terminal 'handling charge' sebelum barang tersebut di ekspor," ujarnya menambahkan.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012