Pacitan - Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan terus mengantisipasi potensi ledakan penderita infeksi saluran pernafasan atas(ISPA) selama tiga bulan terakhir.
"Ini sebenarnya fenomena biasa setiap kali memasuki masa pancaroba. Meski tidak tergolong mematikan, penyakit ini patut diwaspadai oleh semua pihak karena bisa menyebabkan radang paru-paru," kata Kabid Pemberantasan Penyakit dan penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Pacitan, Bambang Wijanarko, Jumat.
Jumlah penderita ISPA selama beberapa bulan terakhir disebutnya menunjukkan tren peningkatan luar biasa. Jika pada kurun Januari-Februari jumlahnya masih di bawah angka 100 orang, maka pada bulan Maret kasus ISPA telah mendekati angka 200 penderita.
Ledakan kasus terjadi pada bulan April dengan jumlah mencapai 300 orang lebih atau dua kali lipat dibanding bulan sebelumnya.
"Kami bahkan meyakini angka kasus ISPA sebenarnya jauh lebih banyak daripada yang terekam di dinas kesehatan. Banyak penderita ISPA yang kurang peduli kesehatan sehingga kesadaran untuk berobat secara medis ke klinik/puskesmas/rumah sakit juga rendah," ujarnya.
Karenanya, ISPA tetap menjadi salah satu jenis penyakit menular yang perlu mendapat perhatian. Menurut Bambang, penyakit ISPA haruslah cepat ditangani agar tidak memburuk sehingga memicu terjadinya radang paru-paru pada penderita.
Bambang berharap, warga proaktif memeriksakan kesehatannya ke tempat-tempat layanan kesehatan terdekat. "Kalau kondisi kesehatan menurun sebaiknya segera melakukan pengobatan ke klinik terdekat," imbaunya.
Namun demikian, Bambang menyatakan bahwa pihak P2PL tidak memprioritaskan penanggulan ISPA secara khusus. Ia berdalih, warga memiliki wawasan untuk menyembuhkan penyakit ISPA.
Ditambahkan, selain ISPA penyakit dengan jumlah penderita terbanyak kedua adalah diare. Penyakit yang disebabkan bakteri ini juga terpengaruh dengan kondisi cuaca, tetapi yang lebih mendominasi adalah pola makan seseorang.
"Sebagian besar warga juga sudah tahu cara menyembuhkannya," tutur Bambang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012