Malang - Anggota DPRD Kota Malang, Jawa Timur, menilai bahwa penyelenggaraan Malang Tempoe Doeloe yang sudah menjadi agenda tahunan kota itu telah melenceng dari tujuan awal sebagai arena pembelajaran sekaligus wisata yang mendidik. Anggota DPRD Kota Malang dari Partai Hanura Yaqud Ananda Qudban, Senin, mengemukakan, keberadaan Malang Tempoe Doeloe (MTD) yang ada sekarang ini tak ubahnya pasar malam (pasar kaget). Sampah berserakan dimana-mana dan area yang seharusnya steril dari kendaraan, ternyata masih bisa keluar masuk. "Penyelenggaraan MTD harus dievaluasi dan seharusnya dari tahun ke tahun itu semakin bagus, bukan sebaliknya, justru kondisinya semakin seperti pasar malam," tegasnya. Bahkan, lanjutnya, pengunjung yang seharusnya mengenakan pakaian zaman dulu juga tidak terlihat sama sekali. Seharusnya memang ada petugas di pintu masuk yang menyeleksi pakaian para pengunjung, sehingga yang berada di area MTD benar-benar bernuansa tempo dulu. Ia mengakui, konsep MTD yang ditawarkan dulu, yakni sebagai ajang pendidikan sejarah dan nilai-nilai budaya sekaligus obyek wisata yang menarik sama sekali tidak ada, karena sudah dipenuhi oleh pedagang, baik yang terdata maupun yang tidak terdata. Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni juga menyoroti banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang memadati area MTD. Selain menyoroti banyaknya PKL yang masuk di area MTD, Ida juga menyoroti pakaian para pengunjung yang tidak mengindahkan himbauan panitia agar mengenakan pakaian tempo dulu. Padahal, setiap tahun selalu diumumkan secara luas. "Kami akan lakukan evaluasi total dengan pihak-pihak terkait terutama Yayasan inggil sebagai penyelenggara. Tahun depan kami berharap pelaksanaannya akan lebih baik dan sesuai konsep awal penyelenggaeaan MTD," ujarnya. Namun demikian, gelaran MTD telah menyedot ratusan ribu pengunjung setiap harinya dan peredaran uang di area MTD juga cukup besar, yakni rata-rata mencapai Rp4 miliar selama even tersebut berlangsung (empat hari).(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012