Ibarat sebuah museum, Surabaya Utara memiliki koleksi warisan budaya dengan nilai sejarah yang tak ternilai harganya.
Berbagai bangunan cagar budaya menjadi koleksi berharga di kawasan Surabaya Utara yang dulunya terkenal sebagai "Oud Surabaia" itu.
Sebagian sejarahnya dapat dinikmati di beberapa museum seperti di Museum Perjuangan Sepuluh Nopember, Museum Kesehatan Dr Adhyatma MPH, De Javasche Bank (Bank Indonesia Cabang Surabaya), dan Escompto Bank (Bank Mandiri Cabang Kembang Jepun).
Museum Perjuangan Sepuluh Nopember didirikan sebagai bentuk penghormatan atas keberanian arek-arek Suroboyo dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada peristiwa pertempuran 10 Nopember 1945.
Berbagai koleksi dapat dinikmati, seperti rekaman asli pidato Bung Tomo untuk membangkitkan semangat juang arek-arek Suroboyo.
Di dalamnya juga ada diorama statis yang menggambarkan aksi kepahlawanan arek-arek Suroboyo yang bersenjatakan senapan rampasan melawan tentara sekutu yang mendarat di Surabaya.
Sementara itu, De Javasche Bank di Jalan Garuda merupakan gedung berusia sekitar 102 tahun yang baru saja selesai dipugar dan akan difungsikan sebagai ruang memorabilia, ruang pamer, dan pertemuan.
Bank Sentral Republik Indonesia (BI) yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda membuka kantor cabangnya di Surabaya pada 14 September 1829 dengan menempati gedung De Javasche Bank itu.
Kantor BI Cabang Surabaya di jalan itu pernah dikuasai oleh Pemerintah Kolonial Jepang pada tahun 1942 dan De Javasche Bank itu beroperasi kembali pada 6 April 1946, setelah tentara Sekutu berkuasa kembali.
BI Surabaya masih menempati kantor De Javasche Bank selama beberapa tahun, sebelum akhirnya menempati gedung di Jalan Pahlawan 105, Surabaya pada tahun 1973.
Lain halnya dengan Escompto Bank atau lebih dikenal dengan Bank Mandiri Kantor Cabang Kembang Jepun yang dibangun oleh arsitek Belanda Marius J. Hulswit pada tahun 1928.
Di dalam ruang koleksi itu terdapat koleksi bersejarah seperti Groetbook yaitu buku besar yang mencatat neraca pemasukan dan pengeluaran bank yang seluruhnya ditulis tangan, dan mesin ketik kuno.
Tidak jauh dari BI Cabang Surabaya di Jalan Pahlawan itu ada Museum Kesehatan Dr Adhyatma MPH di Jalan Indrapura yang menyimpan aneka koleksi benda-benda bersejarah dalam bidang kesehatan.
Koleksi benda-benda kesehatan yang berasal dari berbagai daerah, ras/suku bangsa, maupun agama/kepercayaan itu ditampilkan dalam berbagai ruang kelompok pamer yang disebut sasana.
Misalnya, Sasana Kesehatan Budaya yang menceritakan upaya kesehatan berdasarkan kepercayaan atau supranatural. Koleksi itulah yang menyebabkan Museum Kesehatan Dr Adhyatma MPH itu juga dikenal sebagai Museum Santet.
Ada juga Sasana Medik dan Non-Medik yang berisikan berbagai peralatan medik dan nonmedik yang digunakan oleh institusi kesehatan pada zaman dulu dan berkontribusi terhadap kemajuan kesehatan masyarakat.
"Surabaya Utara layak menjadi kawasan 'tur museum', karena itu 'Surabaya Heritage Track' (SHT) menelusuri 'kekayaan' itu pada 15-31 Mei 2012," tutur Manager 'House of Sampoerna' (HoS) Ina Silas, didampingi Museum Manager 'HoS' Rani Anggraini.
Ya, kawasan museum di Surabaya Utara dapat menjadi alternatif untuk menikmati berbagai bangunan cagar budaya, mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru, sekaligus merayakan "International Museum Day" (Hari Museum Internasional) pada bulan Mei, tepatnya setiap tanggal 18 Mei. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012