Pacitan - Siswa SDN Kalikuning 4, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, mengikuti ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) di kelas darurat karena bangunan sekolah mereka rusak berat akibat pergeseran tanah yang melanda kawasan tersebut beberapa waktu lalu.
"Kerusakan sudah terjadi sejak setahun lalu, dan para siswa sementara mengungsi di ruang perpustakaan serta rumah penduduk. Untuk ujian (UASBN), siswa kami konsentrasikan di ruang perpustakaan," ujar Kabid Pendidikan TK/SD Dinas Pendidikan Pacitan, Martadi, Senin.
Martadi menjelaskan, penetapan gedung perpustakaan untuk pelaksanaan UASBN diambil karena dinilai paling representatif. Sebab, lokasinya dengan rumah para peserta ujian lebih dekat dibanding jika dilaksanakan di rumah penduduk yang selama ini digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Selain itu, keputusan penggunaan ruang perpustakaan karena kondisi tanah di sekitar sekolah dianggap sudah stabil. "Sudah kami evaluasi bersama tim dari UPT (unit pelaksana teknis) Kecamatan Tulakan," katanya.
Pelaksanaan UASBN di kelas darurat untuk 14 siswa SDN Kalikuning 4, Kecamatan Tulakan tersebut sempat mendapat perhatian khusus dari Bupati Pacitan Indartato. Hal itu setidaknya terlihat dari agenda inspeksi mendadak yang dilakukan Bupati Indartato bersama rombongan, Senin siang.
Bupati sempat menyaksikan bagaimana 14 siswa SDN Kalikuning 4 terpaksa harus berbagi bangku untuk mengerjakan soal-soal ujian yang diberikan tim pengawas.
Bupati bahkan sempat menyampaikan agar para siswa dan guru pengajar bersabar untuk sementara waktu, hingga proses relokasi dilakukan. "Harus segera dicarikan tempat baru yang lebih aman untuk proses belajar-mengajar para siswa," ucapnya.
Sembari menunggu kebijakan daerah, Bupati juga mengisyaratkan bahwa dukungan warga sekitar sangatlah penting. Artinya, ketersediaan lahan Sebab apabila warga kemudian dapat mengakomodir tujuan itu, maka relokasi akan segera cepat dilaksanakan.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Indartato juga mengimbau para guru dan kepala sekolah tetap profesional mengajar para siswa meski dengan kondisi terbatas seperti sekarang. "Semua diserahkan ke warga. Kalau mereka mendukung prosesnya akan lebih cepat," ujarnya.
Langkah relokasi sendiri sebenarnya pernah disarankan oleh tim pengamat dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) saat datang ke Desa Kalikuning awal tahun 2011. Saat itu, tim mengungkapkan bahwa wilayah tersebut tidak layak huni karena masuk kategori gerakan tanah lama dan aktif bergerak sebagai dampak dari struktur geologi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
Editor : Slamet Hadi Purnomo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012