Surabaya - Menteri BUMN Dahlan Iskan membuka Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) 2012 di Balai Pemuda, Surabaya, Jumat petang, dengan menggoreskan tulisan "Allah" dalam kanvas kosong yang disiapkan panitia. "Saya nggak menyangka bisa hadir ke acara ini, karena sejak Kamis malam, saya berada di perbatasan Cianjur-Ciamis, lalu ke pegunungan dan saya Jumatan (Shalat Jumat) masih di Cianjur," kata Dahlan mengawali sambutannya. Namun, ia sempat kaget dengan jumlah lukisan yang sangat banyak (ribuan). "Saya akhirnya ingat, kalau acara ini bukan pameran lukisan, tapi pasar seni lukis," katanya disambut applaus hadirin. Ia menjelaskan dirinya menyempatkan hadir ke PSLI 2012 karena tiga hal yakni menghormati teman-teman seniman, kangen (rindu) dengan teman-teman di Surabaya, dan ingin menikmati "oase" di sela-sela tugas keseharian. "Seperti dikatakan Mas Anis (Direktur Sanggar Merah-Putih selaku penyelenggara PSLI), saya perlu 'oase', masak saya melihat jalan tol terus, lihat bengkel Merpati, lihat pelabuhan," katanya. Oleh karena itu, ia menyarankan pimpinan BUMN juga meninjau PSLI 2012 untuk mendapatkan "oase" seperti yang dirasakan dirinya sehingga rasa penat menjadi hilang dengan menyaksikan dan mengoleksi lukisan yang ada. Dalam kesempatan itu, Dahlan Iskan diminta menggoreskan tulisan pada kanvas kosong yang disiapkan panitia, lalu mantan Dirut PT PLN itu pun menuliskan kata "Allah" dalam huruf Arab di tengah kanvas putih itu. Setelah itu, pelukis Tejo Ponte dari Semarang meneruskan "lukisan" Dahlan itu dengan goresan kaligrafi. "Saya hanya meneruskan, tapi kata 'Allah' itu sungguh luar biasa, karena bisa membuka semuanya," katanya. Pelukis Semarang itu pun meneruskan dengan goresan semburat ke atas dan ke bawah. "Allah itu bisa membuka kemana-mana. Saya salut, keterbukaan Pak Dahlan Iskan itu membuka problem dan kemajemukan kita," katanya. Ketika ditanya wartawan, Dahlan Iskan yang mengoleksi 20-an lukisan itu mengaku empat tahun terakhir ada apreasi bagus untuk lukisan Indonesia di Bursa Lukisan Internasional. "Saya kira, kalau ekonomi kita bagus seperti ini dan selera seni naik, maka seni akan tumbuh," katanya. Dalam pembukaan itu, ketua panitia PSLI 2012 M Anis mengatakan PSLI 2012 yang akan berlangsung hingga 14 Mei itu menampung 157 stan atau minus tujuh stan dibanding tahun lalu yang mencapai 164 stan karena gedung utama Balai Pemuda belum terbakar, namun jumlah lukisan berkisar 6.000-an. "Minat dan animo peserta serta masyarakat terhadap PSLI memang besar dan meningkat tiap tahunnya. Untuk even serupa, para pelukis sudah menempatkan PSLI di Surabaya di urutan teratas prioritas keikutsertaan mereka. Tahun ini, para pelukis datang dari berbagai kota yang ikut serta datang dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jakarta, Tangerang, Bandung, Cirebon, dan Bali," katanya. Sementara itu, seorang pelukis asal Mojokerto Mpu Harrys Poerwo menegaskan bahwa Pasar Seni Lukis Indonesia di Surabaya memang lebih bagus daripada Pasar Seni Lukis di Ancol (Jakarta). "Acara belum dibuka saja, ada pelukis yang meminati lukisan saya. Tahun lalu, ada 11 lukisan saya yang laku senilai Rp67 juta lebih. Saya tidak mematok harga, tapi ada yang membeli seharga Rp7 juta hingga Rp35 juta," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012