Malang - Sebanyak 68 imigran asal Afghanistan dan Sudan segera dievakuasi dari Kantor Imigrasi Klas I Malang ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Kantor Imigrasi Klas I Malang, Suharno, Minggu, mengemukakan, setelah dilakukan pendataan di kantor imigrasi, maka mereka akan dibawa ke Rudenim Bangil, Pasuruan. Data sementara, dari 68 imigran yang diselamatkan dan diamankan setelah terdampar di Pantai Wonogoro, Gedangan, Kabupaten Malang, (20/4) adalah 29 orang di antaranya tidak memiliki dokumen resmi, baik kelengkapan surat maupun identitas diri. "Kami kesulitan untuk melakukan pendataan lebih rinci dan lengkap, karena sebagian besar dari imigran tidak bisa berbahasa Inggris. Kondisi ini membuat kami kesulitan mencari penerjemah," tegasnya. Sementara itu, salah seorang nakhoda kapal, yakni Titus Boska (32), warga Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah ditangkap dan kini berada di Polda Jatim untuk dimintai keterangan. Titus yang membawa puluhan imigran tersebut juga ditangkap petugas bersama puluhan imigran lain yang berhasil diselamatkan. Namun, dua rekan Titus hingga saat ini masih dalam pengejaran petugas. Mereka berangkat dari wilayah Lumajang dengan tujuan Chrismas Island di Australia. Rombongan imigran yang menumpang kapal nelayan asal NTT itu masih simpang siur jumlahnya, namun datanya lebih dari 80 orang. Untuk bisa naik kapal nelayan asal NTT tersebut, para imigran tersebut membayar sekitar 5.000 dolar AS. Namun, baru melintasi laut selatan Malang, tiba-tiba mesin kapal mati dan mereka langsung menceburkan diri ke laut dan berenang ke bibir pantai. Hingga saat ini, diperkirakan masih ada belasan imigran yang belum ditemukan. Aparat Polres Malang dan polisi perairan masih terus melakukan pencarian, baik di laut maupun di hutan, karena ada dugaan para imigran itu lari ke hutan tak jauh dari Pantai Wonogoro dan Sendangbiru. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012