Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim Gatot Soebroto menyebut bahwa penyebab banjir di sejumlah desa yang merendam ribuan rumah warga di Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember karena pendangkalan sungai.
"Banjir yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Tempurejo disebabkan karena kondisi sungai yang tak lagi mampu menampung debit air, akibat pendangkalan sungai," katanya usai meninjau lokasi terdampak banjir di Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, Senin.
Selain itu, lanjut dia, kondisi tanggul juga sangat rendah sehingga air mengalir ke permukiman warga dan juga adanya pengalihan fungsi lahan di sekitar sungai.
"Kebiasaan masyarakat membuang sampah di sungai juga menambah faktor terjadinya banjir tersebut," katanya.
Untuk itu, BPBD bersama sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov Jatim dan Pemkab Jember akan melakukan normalisasi sungai yang mengalami pendangkalan.
"Tidak itu saja, untuk menangani banjir di wilayah Jember, kegiatan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang harusnya berakhir Minggu (22/12) akan diperpanjang lima hari lagi untuk menyasar wilayah Jember dan Banyuwangi," katanya.
Kalaksa BPBD Jatim bersama sejumlah Kepala OPD Pemprov Jatim mengunjungi lokasi terdampak banjir di Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo.
Kunjungan diawali di Balai Desa Wonoasri itu juga diikuti Kadis PU Bina Marga Jatim Edy Tambeng Widjaja, Kadis PRKP Cipta Karya I Nyoman Gunadi, Kadinsos Jatim Restu Novi Widiani, Perwakilan PU SDA Jatim, Bakorwil Jember dan Kalaksa BPBD Jember Widodo Yulianto.
Selain meninjau dapur umum dan menyapa pengungsi, rombongan juga meninjau kondisi anak Sungai Kalisanen yang mengalami kenaikan debit air.
BPBD Jatim juga menyerahkan sejumlah bantuan kepada masyarakat terdampak berupa, paket sembako sebanyak 100 paket, selimut 100 lembar, sepatu bot 50 unit, paket kebersihan 100 unit, paket sandang pria 100 paket, paket sandang wanita 100 paket, dan sejumlah kebutuhan lainnya.
BPBD Jember mencatat jumlah warga yang terdampak banjir di Kecamatan Tempurejo sebanyak 2.248 KK atau 7.331 jiwa yang tersebar di Desa Pondokrejo, Sidodadi, Andongrejo, Curahtakir, Curahnongko,Wonoasri dan Desa Sanenrejo.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024