Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember mencatat sebanyak 2.248 kepala keluarga (KK) terdampak banjir yang menerjang tujuh desa di Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
"Jumlah KK yang terdampak banjir sebanyak 2.248 KK atau 7.331 jiwa yang tersebar di Desa Pondokrejo, Sidodadi, Andongrejo, Curahtakir, Curahnongko,Wonoasri dan Desa Sanenrejo," kata Kepala BPBD Jember Widodo Julianto di kabupaten setempat, Senin.
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Jember menyebabkan sejumlah sungai meluap hingga menggenangi pemukiman warga di Kecamatan Tempurejo dan Wuluhan pada Ahad (22/12) sore.
"Terjadi kenaikan debit air di Sungai Mayang, Bedadung, dan Kalisanen dan Curahnongko, sehingga menyebabkan banjir di beberapa lokasi di Kecamatan Tempurejo dengan ketinggian air hingga 140 cm," tuturnya.
Baca juga: Sejumlah kawasan di Jember dilanda banjir
Ia menjelaskan pihaknya juga melakukan evakuasi terhadap warga yang terdampak banjir dan melakukan penyelamatan warga yang terdampak banjir untuk diungsikan ke Balai Desa Wonoasri yang dijadikan sebagai posko pengungsian sementara.
"Hingga Senin pagi banjir masih menggenangi pemukiman dan jalan Desa Wonoasri, sehingga banyak warga banyak yang mengungsi ke posko, sedangkan kondisi banji di beberapa desa lainnya sudah mulai surut," katanya.
Widodo menjelaskan banjir tidak hanya terjadi di Kecamatan Tempurejo, namun meluas ke Kecamatan Wuluhan di Desa Glundengan dengan jumlah warga yang terdampak banjir sebanyak 67 KK (201 jiwa).
Sementara Dinas Sosial Jember juga mendirikan dua dapur umum di Balai Desa Wonoasri dan Balai Desa Curahtakir untuk menyuplai kebutuhan makan korban yang terdampak banjir.
Selain banjir, angin kencang juga dilaporkan melanda Kecamatan Ambulu, Kalisat, Sukowono, dan Sukorambi yang menyebabkan sejumlah pohon tumbang yang menimpa rumah warga.
"Kami mengimbau warga untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi karena curah hujan di Jember masih diprediksi tinggi berdasarkan laporan BMKG," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Jumlah KK yang terdampak banjir sebanyak 2.248 KK atau 7.331 jiwa yang tersebar di Desa Pondokrejo, Sidodadi, Andongrejo, Curahtakir, Curahnongko,Wonoasri dan Desa Sanenrejo," kata Kepala BPBD Jember Widodo Julianto di kabupaten setempat, Senin.
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Jember menyebabkan sejumlah sungai meluap hingga menggenangi pemukiman warga di Kecamatan Tempurejo dan Wuluhan pada Ahad (22/12) sore.
"Terjadi kenaikan debit air di Sungai Mayang, Bedadung, dan Kalisanen dan Curahnongko, sehingga menyebabkan banjir di beberapa lokasi di Kecamatan Tempurejo dengan ketinggian air hingga 140 cm," tuturnya.
Baca juga: Sejumlah kawasan di Jember dilanda banjir
Ia menjelaskan pihaknya juga melakukan evakuasi terhadap warga yang terdampak banjir dan melakukan penyelamatan warga yang terdampak banjir untuk diungsikan ke Balai Desa Wonoasri yang dijadikan sebagai posko pengungsian sementara.
"Hingga Senin pagi banjir masih menggenangi pemukiman dan jalan Desa Wonoasri, sehingga banyak warga banyak yang mengungsi ke posko, sedangkan kondisi banji di beberapa desa lainnya sudah mulai surut," katanya.
Widodo menjelaskan banjir tidak hanya terjadi di Kecamatan Tempurejo, namun meluas ke Kecamatan Wuluhan di Desa Glundengan dengan jumlah warga yang terdampak banjir sebanyak 67 KK (201 jiwa).
Sementara Dinas Sosial Jember juga mendirikan dua dapur umum di Balai Desa Wonoasri dan Balai Desa Curahtakir untuk menyuplai kebutuhan makan korban yang terdampak banjir.
Selain banjir, angin kencang juga dilaporkan melanda Kecamatan Ambulu, Kalisat, Sukowono, dan Sukorambi yang menyebabkan sejumlah pohon tumbang yang menimpa rumah warga.
"Kami mengimbau warga untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi karena curah hujan di Jember masih diprediksi tinggi berdasarkan laporan BMKG," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024