Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Dr. Lia Istifhama, S. Sos., S.H.I., M.E.I menilai kerukunan umat beragama di Kabupaten Bojonegoro bisa dijadikan percontohan nasional karena rasa toleransi umat beragama sangat tinggi.
"FKUB Bojonegoro toleransinya eksis, kuat dan nyata, bisa menjadi pilot project (percontohan) nasional," katanya dalam seminar nasional bertema 'cara pandang dan sikap keberagaman terhadap pembangunan daerah' yang diadakan FKUB Kabupaten Bojonegoro di Bojonegoro, Sabtu.
Sebagai anggota Komite III yang berkaitan tentang agama, Lia melihat masyarakat Bojonegoro sangat kritis dan cerdas, serta banyak hal yang disampaikan terkait kondisi kerukunan umat Bojonegoro.
Seperti persoalan pendirian tempat ibadah, pembuatan tempat pemakaman non muslim dan yang lainnya. Hal tersebut bisa menjadi percontohan daerah lain, untuk bersama lintas agama menjaga kerukunan.
Baca juga: FKUB Bojonegoro belajar toleransi ke Tabanan
"Tidak terjadi konflik antar umat beragama dan berjalan bersama-sama. Adanya isu kerukunan umat beragama akan menyampaikan ke kementerian agama, saat rapat kerja," terangnya.
Dalam seminar nasional itu, ketua FKUB Kabupaten Bojonegoro, H. Tamam Syaifuddin menyampaikan, FKUB Bojonegoro sudah sering menyampaikan terkait moderasi dan toleransi di sekolah-sekolah Muslim maupun non-Muslim.
"Agar anak-anak muda sebagai generasi penerus, dapat memahami pentingnya menjaga kerukunan umat beragama di Bojonegoro," ungkap Tamam.
Tamam menambahkan, berdasarkan indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) di Bojonegoro pada 2021 pada angka 78,69 persen, mengalami peningkatan 80,55 persen di 2022 dan pada 2023 menjadi 81,7 persen, padahal indeks KUB nasional 2021 berada pada angka 72,39 persen, 2022 mencapai 73,09 persen dan 2023 menjadi 76,02 persen.
"Survey tersebut dilakukan lembaga independen, sehingga terbukti hasilnya di masyarakat Bojonegoro," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024