Dinas Pendidikan Jawa Timur melakukan refleksi terhadap capaian pendidikan di wilayah setempat selama tahun 2024 di Surabaya, Senin.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai mengungkapkan masih banyak hal yang perlu diperhatikan bersama, terutama dalam pemerataan anggaran, peningkatan kualitas pendidikan, dan pengembangan inovasi.
“Anggaran pendidikan yang dialokasikan pemerintah pusat memang cukup besar, tetapi masih ada sekolah-sekolah yang belum dapat mengakses anggaran tersebut secara maksimal. Ini menjadi perhatian penting bagi kita semua,” ujar Aries.
Menurutnya, kualitas pendidikan, baik dari sisi guru, siswa, maupun manajemen sekolah masih perlu ditingkatkan.
“Ada dua poin utama yang harus menjadi fokus, yaitu prestasi siswa dan guru. Ini termasuk bagaimana siswa dapat mencapai target seperti masuk perguruan tinggi negeri (PTN), sekolah kedinasan, atau terjun ke dunia kerja, industri, dan instansi lain,” katanya.
Aries juga menyoroti kesenjangan pendidikan antara wilayah perkotaan dan terpencil di Jawa Timur. Menurutnya, disparitas ini menjadi tantangan besar yang harus diatasi.
“Di wilayah terpencil, akses pendidikan masih rendah. Oleh karena itu, kita memanfaatkan 24 cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) di seluruh wilayah untuk memastikan tidak ada kesenjangan yang terlalu tinggi,” tuturnya.
Hasil refleksi itu nanti akan disampaikan kepada Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk diterapkan pada 2025,
Meskipun anggaran pendidikan di Jatim mengalami penurunan dari Rp9,1 triliun pada 2024 menjadi Rp8,3 triliun pada 2025, Aries memastikan hal itu tidak akan berdampak signifikan pada layanan pendidikan.
“Penurunan anggaran ini menuntut kami untuk lebih bijak dalam penggunaannya. Dana akan difokuskan pada sekolah-sekolah yang benar-benar membutuhkan, termasuk pembangunan fasilitas yang sesuai standar,” jelasnya.
Selain itu, perbaikan sarana dan prasarana (sapras) pendidikan juga menjadi prioritas.
“Jika fasilitas merata, proses pendidikan akan berjalan lebih baik. Selama ini, optimalisasi sarana dan prasarana masih kurang maksimal,” kata dia.
Aries menekankan pentingnya inovasi pendidikan untuk meningkatkan daya saing lulusan di Jawa Timur.
“Kami ingin semuanya, kepala sekolah, dan jajaran Dinas Pendidikan memiliki program inovatif yang memberikan dampak nyata,” katanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Jatim Prof Warsono mengusulkan pengembangan potensi lokal melalui SMK dan program double track di SMA.
“Misalnya, Kota Batu memiliki potensi besar di bidang hortikultura. Lulusan SMK dari sana tidak perlu keluar daerah untuk mencari pekerjaan. Mereka bisa menjadi wirausahawan di bidang tersebut,” kata dia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024