Bojonegoro, 13/4 (ANTARA) - Produktivitas tanaman padi lahan hutan di Bojonegoro per hektare hanya 4 ton gabah kering panen (GKP), lebih rendah dibandingkan dengan tanaman padi areal irigasi teknis yang bisa mencapai 6,5 ton GKP. "Produktivitas lahan hutan masih rendah, rata-rata hanya 4 ton per hektare, sebab tanahnya tidak subur, perolehan air irigasinya hanya dari air hujan," kata Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Subekti, Jumat. Menurut dia, para petani pesanggem di kawasan hutan yang semula hanya menanam palawija, mulai ikut menanam padi. Hal ini berlangsung sudah cukup lama, setelah kawasan hutan di daerah setempat terbuka, dimulai ketika era Presiden RI, Abdurrachman Wahid. Ia memperkirakan, luas tanaman padi di kawasan hutan, sedikitnya mencapai 15 ribu hektare, yang lokasinya sebagian besar di wilayah selatan. Tapi para petani pesanggem di kawasan hutan hanya bisa menanam padi sekali setahun ketika musim hujan. Masalahnya, lanjutnya, tanaman padi bisa memperoleh pasokan air ketika musim hujan, sehingga pada musim kemarau petani pesanggem menanam palawija. "Karena itu, untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi di lahan hutan cukup sulit, sebab bergantung ketersediaan air irigasi, selain unsur hara yang ada di dalam tanah lahan hutan masih kalah dibandingkan lahan sawah di irigasi teknis," paparnya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012