Surabaya - Rencana pengadaan alat transportasi massal berupa monorel dan trem di Kota Surabaya terus dimatangkan meski sejumlah pihak menilai biayanya cukup besar. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Eddi, Kamis, mengatakan, pemkot telah menggelar sosialisasi atas monorel yang dilakukan dalam bentuk audiensi antara wali kota bersama jajaran pemkot dengan pemilik dan pengemudi angkutan umum di Surabaya. "Audiensi ini digelar di kediaman wali kota Jalan Sedap Malam, Rabu (4/4) malam," katanya. Pertemuan ini, lanjut dia, melibatkan seluruh kepala dinas yang terkait di bidang transportasi, di antaranya Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeko), Dinas Perhubungan (Dishub), Bakesbang Linmas, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR), serta Dinas PU Bina Marga dan Pematusan. Selain itu, lanjut dia, sosialisasi tersebut juga dihadiri DPC Organda Surabaya, Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI) dan semua ketua lyn di tiap jurusan. "Dalam pertemuan itu kami sampaikan rencana pemkot yang akan membangun monorel dan trem," kata Kepala Dishub Eddi. Ia mengatakan belum mengetahui bila ada rencana perubahan monorel. Menurut dia, perubahan itu nantinya akan menjadi kewenangan Bappeko. Namun ia menjelaskan sebelum adanya perubahan resmi, sosialisasi tetap dilakukan. Hal ini terkait status "feeder" yakni lyn/angkutan umum sebagai pengumpan dari jalan arteri yang nantinya diakomodasi oleh angkutan massal ke destinasi yang lebih spesifik. Hal yang dibahas pula, misalnya ada rencana pemkot memberikan subsidi kepada operator dan pengemudi angkutan umum. Nantinya pemkot akan menggunakan konsep "buy the service" untuk feeder angkutan massal, di mana baik operator dan pengemudi lyn akan mendapat tunjangan setiap bulan. "Ini dengan catatan lyn harus beroperasi sesuai durasi yang telah ditentukan," ujarnya. Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dishub, Irvan Wahyudrajad menambahkan konsep ini bakal menekankan pada ketertiban lalu lintas. Nantinya subsidi akan dapat mengurangi beban pengemudi dalam mendapatkan target yang selama ini ditetapkan oleh pemilik lyn. "Sehingga tidak ada lagi pengemudi yang ugal-ugalan dalam berebut penumpang. Selain itu tidak ada pula lyn yang berhenti dalam waktu yang lama di titik tertentu untuk mencari penumpang," terangnya. Dengan gagasan tersebut, imbasnya akan terjadi kedisiplinan jam kedatangan dan pemberangkatan. Masyarakat akan lebih nyaman menaiki lyn karena tidak ada lagi keluhan tentang keterlambatan dari penumpang sebab jam berangkat sudah diatur. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012