Bojonegoro - Simpanan masyarakat Bojonegoro, Jatim pada 2011 mencapai Rp2,318 triliun melampaui simpanan masyarakat Tuban sebesar Rp2,237 triliun dan Lamongan yang hanya Rp2,087 triliun. "Ini merupakan salah satu indikator, laju pertumbuhan ekonomi daerah Bojonegoro, meningkat positif, dan diperkuat lagi oleh indikator sosial ekonomi makro daerah lainnya," kata Bupati Bojonegoro Suyoto dalam rapat paripurna DPRD, dengan agenda Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Bupati Bojonegoro, tahun 2011, Selasa. Mengutip laporan Bank Indonesia Edisi Desember 2011, ia menjelaskan simpanan masyarakat Bojonegoro, naik sebesar 130,24 persen antara tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Kenaikannya dari Rp1,008 triliun, menjadi Rp1,888 triliun, dan realisasi sampai dengan Oktober 2011, mencapai Rp2,319 triliun. Menurut dia pertumbuhan simpanan masyarakat di daerahnya tersebut, meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan Lamongan dan Tuban. Dari posisi terendah di tahun 2008, menjadi posisi tertinggi di tahun 2011, dengan simpanan sebesar Rp2,318 triliun, pada 2011. Dalam sidang paripurna yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Suyuthi, lebih lanjut Bupati menjelaskan tingkat pertumbuhan pinjaman masyarakat Bojonegoro, naik 177,72 persen dari tahun 2007 sampai tahun 2011, sebesar Rp1,226 triliun, menjadi Rp3,405 triliun. Sedangkan antara Desember 2010 sampai November 2011, pinjaman masyarakat mengalami pertumbuhan sebesar 24,87 persen yaitu dari Rp2,727 trilun menjadi Rp3,405 triliun. "Ini menunjukkan penyerapan kredit cukup tinggi. Hal ini menunjukkan iklim usaha di Bojonegoro bergerak cepat dan kondusif," katanya, menegaskan. Dengan demikian, katanya, Bojonegoro bisa dianggap kabupaten yang tepat untuk tempat berinvestasi. "Di Bojonegoro, warga yang bersandal "jepit" ikut investasi," ucapnya dengan nada bangga. Ia menyebutkan, kredit produktif (modal kerja dan investasi), pada November 2011, sebesar Rp2,073 triliun, tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan kredit konsumsi sebesar Rp1,322 triliun. "Total kredit modal kerja dan ienvestasi secara keseluruhan meningkat dari Rp752 miliar, pada 2007, menjadi Rp2 triliun, pada 2011," katanya memaparkan. Begitu pula, tambahnya, posisi Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Bojonegoro, mengalami peningkatan sebesar 63,54 persen dati tahun 2007 sampai dengan 2011 yaitu dari Rp1,034 triliun, menjadi Rp1,601 triliun, pada 2011. Besarnya MKM Bojonegoro itu, lebih tinggi dibandingkan Lamongan yang hanya Rp1,187 triliun dan Tuban Rp1,114 triliun. "Pada kondisi ini, memacu pertumbuhan ekonomi di Bojonegoro, lebih cepat dibandingkan Lamongan dan Tuban," katanya menegaskan.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012