Surabaya - Rumah sakit mata terbang milik Amerika Serikat "ORBIS" melayani 150 warga Surabaya dengan 75 orang di antaranya menjalani operasi mata dalam kunjungan RS itu selama tiga minggu hingga berakhir pada Sabtu. "Itu merupakan sebuah kehormatan bagi ORBIS untuk dapat melaksanakan program rumah sakit mata terbang yang kedua kalinya di Surabaya dan keempat kalinya di Indonesia," kata Direktur RS Mata Terbang ORBIS David Johnson. Hal itu, katanya, berkat dukungan dan kerja sama dari Alcon selaku sponsor global dalam perawatan mata, pejabat pemerintah dan staf medis dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. "Dukungan dan kerja sama itulah yang membuat kami mampu memberikan program yang sangat sukses dalam membantu membangun infrastruktur dan kapasitas dalam sistem perawatan mata di Indonesia," katanya. Rumah Sakit Mata Terbang ORBIS dengan lebih dari 175 para tenaga profesional perawatan mata Indonesia telah berpartisipasi dalam sebuah program pertukaran keterampilan yang intensif. "Program itu bertempat di atas kabin pesawat rumah sakit mata terbang dan di RS Pendidikan dr Soetomo dengan dukungan dari Perhimpunan Dokter Mata Indonesia, Unair, dan Alcon," katanya. Selama program, katanya, hampir 150 orang pasien diseleksi atau menerima perawatan medis mata. "Ke-175 tenaga profesional berpartisipasi dalam program pelatihan ini melalui sesi Wet-Lab, perkuliahan, dan simposium," katanya. Menurut dia, program pertukaran keterampilan ini difokuskan pada penyebab utama kebutaan dan isu-isu kunsi seputar kesehatan mata di Indonesia, termasuk kasus penyakit katarak tingkat lanjut, glukoma, kornea dan retina, demikian juga kebutaan pada anak-anak. Selain itu, para relawan dokter mata, perawat, dan anastesiologis ORBIS bekerja secara bersama-sama dengan tenaga profesional perawatan mata dari Indonesia untuk memberikan pelatihan langsung (hands-on training) bagi lebih dari 25 peserta. "Berbekal pengetahuan dan ketrampilan yang tepat dalam mengatur, mengatasi permasalahan dan memelihara peralatan optalmik (mata) merupakan hal yang mendesak dalam memberikan layanan perawatan mata yang bermutu secara berkesinambungan," ujar Direktur 'Corporate Giving' Alcon, Sara Woodward. Melalui kerja sama jangka panjang dengan ORBIS, katanya, sumber daya optalmic Alcon yang luas --termasuk di dalamnya peralatan medis, pemasok dan tenaga ahli farmasi-- mampu menjangkau masyarakat yang selama ini kesulitan mendapatkan akses pelayanan perawatan mata yang berkualitas. "Dukungan Alcon sebagai sponsor dalam program ini juga memberikan pelatihan langsung tingkat lanjutan bagi 40 dokter mata dan perawat lokal mengenai fitur, fungsi dan pengaturan peralatan penyelamat-penglihatan yang canggih sehingga memungkinkan peningkatan kemampuan teknis mereka," katanya. Pelatihan ini dilaksanakan oleh para anggota dari Alcon Volunteer Biomedical Corp, sebuah kelompok insinyur biomedis penuh dedikasi yang berpartisipasi dalam program ORBIS untuk berbagi ketrampilan dalam mengelola dan memelihara peralatan optalmik yang sangat dibutuhkan. Departemen Kesehatan Indonesia mencatat memperkirakan bahwa 2,2 juta orang dari jumlah penduduk 246 juta orang, menderita kebutaan, dengan 11,8 juta lainnya sedang berjuang dari kerusakan penglihatan. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012