Puluhan warga Desa Ngares, Kecamatan Trenggalek, Jawa Timur, Senin mendatangi kantor DPRD setempat untuk mengadukan nasib mereka yang kerap dilanda banjir akibat pendangkalan Sungai Temon.
Warga menyebut kondisi tersebut diperparah oleh material dari proyek pembangunan Bendungan Bagong yang terbawa aliran sungai, sehingga menyebabkan sedimentasi.
Banjir terbaru yang terjadi beberapa waktu lalu merendam permukiman dan merusak satu warung milik warga.
Sebanyak 10 kepala keluarga dengan total 28 jiwa yang tinggal di wilayah rawan banjir tersebut mengungkapkan keluh kesah mereka dalam audiensi bersama DPRD dan perwakilan proyek pembangunan Bendungan Bagong.
Ketua DPRD Trenggalek, Doding Rahmadi, menyatakan bahwa legislatif telah mengeluarkan beberapa rekomendasi untuk menangani masalah ini.
Solusi jangka pendek yang diajukan adalah pembangunan tanggul sementara untuk menahan luapan air Sungai Temon serta pemberian bantuan sosial kepada warga terdampak.
"Kami menerima aspirasi warga Desa Ngares terkait banjir akibat sedimentasi material dari proyek Bendungan Bagong. Kami rekomendasikan normalisasi sungai untuk mengembalikan kedalaman aliran yang sebelumnya mencapai lima meter," kata Doding seusai rapat dengar pendapat.
Menurut Doding, DPRD juga akan bersurat ke Kementerian PUPR dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk mengupayakan solusi jangka panjang. Kajian teknis akan melibatkan konsultan agar langkah permanen dapat diambil guna mengatasi potensi banjir yang terus mengancam warga saat musim hujan.
"Kajian teknis ini bertujuan untuk penanganan jangka panjang agar problem ini tidak terus berulang. Kami berharap pihak pelaksana proyek serius menindaklanjuti permasalahan ini," imbuhnya.
Pengerukan Sedimentasi
Pengawas Utama Proyek Bendungan Bagong, Heri, memastikan pihaknya akan melakukan pengerukan sedimentasi di Sungai Temon yang selama ini memicu banjir. Ia juga membantah adanya kesengajaan pembuangan material proyek ke aliran sungai.
"Tidak ada pembuangan material secara sengaja. Proses pembangunan memang masih berjalan, dan ada dinding pengaman disposal. Jika ada material yang terbawa, itu akan kami tangani," ujar Heri.
Heri menambahkan, pengerukan sedimentasi akan dilakukan secepatnya sebagai tindak lanjut hasil audiensi dengan warga dan DPRD. Pihaknya berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat sekitar dalam menangani masalah ini.
Pendangkalan Sungai Temon telah menjadi perhatian serius, mengingat aliran ini menjadi jalur utama air dari kawasan hulu hingga ke pemukiman warga. Langkah cepat diperlukan agar bencana banjir tidak lagi menjadi ancaman berulang di Desa Ngares.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Warga menyebut kondisi tersebut diperparah oleh material dari proyek pembangunan Bendungan Bagong yang terbawa aliran sungai, sehingga menyebabkan sedimentasi.
Banjir terbaru yang terjadi beberapa waktu lalu merendam permukiman dan merusak satu warung milik warga.
Sebanyak 10 kepala keluarga dengan total 28 jiwa yang tinggal di wilayah rawan banjir tersebut mengungkapkan keluh kesah mereka dalam audiensi bersama DPRD dan perwakilan proyek pembangunan Bendungan Bagong.
Ketua DPRD Trenggalek, Doding Rahmadi, menyatakan bahwa legislatif telah mengeluarkan beberapa rekomendasi untuk menangani masalah ini.
Solusi jangka pendek yang diajukan adalah pembangunan tanggul sementara untuk menahan luapan air Sungai Temon serta pemberian bantuan sosial kepada warga terdampak.
"Kami menerima aspirasi warga Desa Ngares terkait banjir akibat sedimentasi material dari proyek Bendungan Bagong. Kami rekomendasikan normalisasi sungai untuk mengembalikan kedalaman aliran yang sebelumnya mencapai lima meter," kata Doding seusai rapat dengar pendapat.
Menurut Doding, DPRD juga akan bersurat ke Kementerian PUPR dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk mengupayakan solusi jangka panjang. Kajian teknis akan melibatkan konsultan agar langkah permanen dapat diambil guna mengatasi potensi banjir yang terus mengancam warga saat musim hujan.
"Kajian teknis ini bertujuan untuk penanganan jangka panjang agar problem ini tidak terus berulang. Kami berharap pihak pelaksana proyek serius menindaklanjuti permasalahan ini," imbuhnya.
Pengerukan Sedimentasi
Pengawas Utama Proyek Bendungan Bagong, Heri, memastikan pihaknya akan melakukan pengerukan sedimentasi di Sungai Temon yang selama ini memicu banjir. Ia juga membantah adanya kesengajaan pembuangan material proyek ke aliran sungai.
"Tidak ada pembuangan material secara sengaja. Proses pembangunan memang masih berjalan, dan ada dinding pengaman disposal. Jika ada material yang terbawa, itu akan kami tangani," ujar Heri.
Heri menambahkan, pengerukan sedimentasi akan dilakukan secepatnya sebagai tindak lanjut hasil audiensi dengan warga dan DPRD. Pihaknya berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat sekitar dalam menangani masalah ini.
Pendangkalan Sungai Temon telah menjadi perhatian serius, mengingat aliran ini menjadi jalur utama air dari kawasan hulu hingga ke pemukiman warga. Langkah cepat diperlukan agar bencana banjir tidak lagi menjadi ancaman berulang di Desa Ngares.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024