Tim penyelamat bersama sejumlah relawan dikerahkan BPBD Kabupaten Ponorogo Jawa Timur untuk mengevakuasi warga yang terjebak banjir bandang pada sedikitnya di lima kecamatan daerah itu pada Minggu petang.
"Belum ada laporan korban jiwa ataupun hilang dalam insiden itu," kata Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo Masun di Ponorogo, Minggu.
Dia menjelaskan, tim penyelamat hingga Minggu malam berhasil mengevakuasi sedikitnya sembilan warga yang rumahnya terendam banjir hingga kedalaman 1,5 meter dan belum sempat menyelamatkan diri.
"Kami langsung berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan untuk memenuhi kebutuhan dasar serta memeriksa kondisi kesehatan para pengungsi," katanya.
Warga yang dievakuasi terdiri atas dua orang lanjut usia, empat anak-anak, dan tiga orang dewasa. Para pengungsi kini ditampung di BPBD Ponorogo.
Informasi sementara dari BPBD, banjir disebabkan jebolnya tanggul di Sungai Panjen, sehingga air meluap hingga ke jalan dan permukiman warga.
Jalan Niken Gandini di Kecamatan Jenangan terpaksa ditutup sementara, dan arus lalu lintas dialihkan ke ruas jalan lain.
"Semoga ketinggian air segera surut, apalagi kondisi cuaca sudah tidak hujan," ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, banjir masih menggenangi wilayah Setono dan Singosaren.
Tim BPBD bersama relawan terus bersiaga untuk mengantisipasi situasi darurat lebih lanjut.
Secara keseluruhan, total ada lima kecamatan di Kabupaten Ponorogo terendam banjir imbas hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama lebih dari dua jam pada Minggu malam.
Banjir paling parah melanda Kelurahan Setono dan Singosaren di Kecamatan Jenangan dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter.
"Di wilayah lain, ketinggian air masih di bawah lutut. Namun, di Jalan Niken Gandini Kelurahan Setono dan Singosaren, air sudah setinggi 1,5 meter," ujar Masun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Belum ada laporan korban jiwa ataupun hilang dalam insiden itu," kata Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo Masun di Ponorogo, Minggu.
Dia menjelaskan, tim penyelamat hingga Minggu malam berhasil mengevakuasi sedikitnya sembilan warga yang rumahnya terendam banjir hingga kedalaman 1,5 meter dan belum sempat menyelamatkan diri.
"Kami langsung berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan untuk memenuhi kebutuhan dasar serta memeriksa kondisi kesehatan para pengungsi," katanya.
Warga yang dievakuasi terdiri atas dua orang lanjut usia, empat anak-anak, dan tiga orang dewasa. Para pengungsi kini ditampung di BPBD Ponorogo.
Informasi sementara dari BPBD, banjir disebabkan jebolnya tanggul di Sungai Panjen, sehingga air meluap hingga ke jalan dan permukiman warga.
Jalan Niken Gandini di Kecamatan Jenangan terpaksa ditutup sementara, dan arus lalu lintas dialihkan ke ruas jalan lain.
"Semoga ketinggian air segera surut, apalagi kondisi cuaca sudah tidak hujan," ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, banjir masih menggenangi wilayah Setono dan Singosaren.
Tim BPBD bersama relawan terus bersiaga untuk mengantisipasi situasi darurat lebih lanjut.
Secara keseluruhan, total ada lima kecamatan di Kabupaten Ponorogo terendam banjir imbas hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama lebih dari dua jam pada Minggu malam.
Banjir paling parah melanda Kelurahan Setono dan Singosaren di Kecamatan Jenangan dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter.
"Di wilayah lain, ketinggian air masih di bawah lutut. Namun, di Jalan Niken Gandini Kelurahan Setono dan Singosaren, air sudah setinggi 1,5 meter," ujar Masun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024