Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Jawa Timur menjelaskan bahwa ada empat gejala awal hingga dampak paling kritis yang bisa muncul ketika seseorang terjangkit penyakit leptospirosis.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif di Kota Malang, Jumat, mengatakan pada fase awal gejala leptospirosis, seseorang akan mengalami demam dan sakit kepala mendadak. Kemudian nyeri otot, terutama di bagian betis serta punggung.
"Gejala awal leptospirosis selanjutnya adalah mata merah, mual, muntah, dan lemas. Ini biasanya muncul dalam dua sampai 14 hari setelah terpapar bakteri," kata Husnul.
Dampak paling kritis, yakni pasien bisa mengalami gagal ginjal dan kerusakan hati. Gejala awalnya ditandai dengan munculnya penyakit kuning.
Tak sampai di situ saja, fase lainnya berupa pendarahan paru-paru yang menyebabkan batu darah dan sesak napas.
"Lalu ada meningitis atau radang selaput otak dan gagal jantung, bisa menyebabkan kematian jika gagal multi organ," ucapnya.
Sedangkan, untuk penyebaran penyakit yang bersumber dari urin binatang terjangkit bakteri leptospira, terutama tikus dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.
Husnul menjelaskan kondisi lingkungan yang mempengaruhi penyebaran penyakit tersebut, yakni air, tanah, dan lumpur.
Bakteri itu dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu hingga bulanan, terutama di lingkungan yang lembab dan hangat.
Husnul menambahkan penyakit ini umumnya tidak menular antar manusia, tetapi dalam beberapa kasus sangat jarang, leptospirosis bisa terjadi melalui kontak langsung dengan darah atau urin pasien yang terinfeksi.
"Infeksi ke manusia saat kondisi kulit terbuka atau dalam ada luka atau mata, hidung, dan mulut bersentuhan langsung dengan air atau tanah yang terkontaminasi," ujarnya.
Dia juga menyatakan leptospirosis dapat menyerang siapa saja, terutama anak-anak, orang dewasa, dan pekerja yang punya rutinitas di luar ruangan.
"Anak itu sistem kekebalan tubuhnya masih berkembang. Untuk orang dewasa melihat pada kondisi kesehatan tertentu, misalnya ada riwayat diabetes maupun gangguan imun lebih rentan dan pekerja luar ruangan, seperti peternak dan petani bisa terkontaminasi dari urin tikus," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif di Kota Malang, Jumat, mengatakan pada fase awal gejala leptospirosis, seseorang akan mengalami demam dan sakit kepala mendadak. Kemudian nyeri otot, terutama di bagian betis serta punggung.
"Gejala awal leptospirosis selanjutnya adalah mata merah, mual, muntah, dan lemas. Ini biasanya muncul dalam dua sampai 14 hari setelah terpapar bakteri," kata Husnul.
Dampak paling kritis, yakni pasien bisa mengalami gagal ginjal dan kerusakan hati. Gejala awalnya ditandai dengan munculnya penyakit kuning.
Tak sampai di situ saja, fase lainnya berupa pendarahan paru-paru yang menyebabkan batu darah dan sesak napas.
"Lalu ada meningitis atau radang selaput otak dan gagal jantung, bisa menyebabkan kematian jika gagal multi organ," ucapnya.
Sedangkan, untuk penyebaran penyakit yang bersumber dari urin binatang terjangkit bakteri leptospira, terutama tikus dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.
Husnul menjelaskan kondisi lingkungan yang mempengaruhi penyebaran penyakit tersebut, yakni air, tanah, dan lumpur.
Bakteri itu dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu hingga bulanan, terutama di lingkungan yang lembab dan hangat.
Husnul menambahkan penyakit ini umumnya tidak menular antar manusia, tetapi dalam beberapa kasus sangat jarang, leptospirosis bisa terjadi melalui kontak langsung dengan darah atau urin pasien yang terinfeksi.
"Infeksi ke manusia saat kondisi kulit terbuka atau dalam ada luka atau mata, hidung, dan mulut bersentuhan langsung dengan air atau tanah yang terkontaminasi," ujarnya.
Dia juga menyatakan leptospirosis dapat menyerang siapa saja, terutama anak-anak, orang dewasa, dan pekerja yang punya rutinitas di luar ruangan.
"Anak itu sistem kekebalan tubuhnya masih berkembang. Untuk orang dewasa melihat pada kondisi kesehatan tertentu, misalnya ada riwayat diabetes maupun gangguan imun lebih rentan dan pekerja luar ruangan, seperti peternak dan petani bisa terkontaminasi dari urin tikus," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024