Pacitan - Pemerintah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur membentuk satu satuan tugas yang secara khusus akan melakukan pengawasan atas setiap potensi terjadinya gejolak sosial, sebelum maupun pasca kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, April. "Satgas ini terdiri dari unsur sipil yang diwakili oleh unsur pemkab, TNI, serta Polri. Total anggota satuan tugas ini adalah 30 orang dan bertugas melakukan koordinasi lintas sektoral jika terjadi gejolak sosial terkait kenaikan BBM," terang Bupati Pacitan Indartato, Rabu. Ia menjelaskan, Satgas BBM tersebut sebenarnya telah dibentuk sejak Jumat (16/3). Namun kinerja mereka tidak secara terbuka melakukan pemantauan lapangan, namun terus bersiaga di dalam kompleks pendopo untuk melakukan evaluasi atas setiap perkembangan sosial-politik yang terjadi di daerahnya. Sesekali, kata Bupati, Satgas BBM juga melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah wilayah untuk sekedar mengumpulkan data dan informasi lapangan. "Kalau pengamanan, itu sepenuhnya menjadi kewenangan polisi. Satgas ini bersifat koordinatif lintas sektoral," jelasnya. Selain memastikan tidak ada gejolak dan antisipasi gangguan keamanan akibat dampak kebijakan pemerintah tersebut, Satgas juga bertanggung jawab dalam memastikan distribusi BBM dari depo Pertamina ke SPBU-SPBU lancar dan aman. Tim ini sekaligus juga berfungsi dalam upaya mencegah munculnya spekulan yang berupaya melakukan penimbunan premium maupun solar dari pihak-pihak yang ingin mandapatkan keuntungan lebih. Untuk menghindari munculnya praktik ilegal itu, Bupati mengimbau para pedagang eceran yang selama ini menjual bensin maupun solar agar mengantongi surat keterangan dari kepala desa tempatnya bermukim. Di luar tim yang bersiaga, pada masing-masing SPBU akan diterjunkan lima personil keamanan. Rinciannya, empat personil dari polisi dan satu anggota TNI. Mereka diambil dari satuan Kepolisian Sektor (Polsek) maupun Komando Rayon Militer (Koramil) dari masing-masing kecamatan lokasi SPBU. Kapolres Pacitan AKBP M Agung Budijono saat dikonfirmasi mengenai pengamanan menjelang kenaikan harga BBM bersubsidi di wilayahnya mengatakan, Polres Pacitan tetap akan mengdedepankan upaya persusif jika sampai terjadi gejolak sosial. "Kami mengimbau dan berpatroli untuk mengantisipasi penimbunan, karena hal itu salah," ujarnya. Mengenai jumlah personil yang akan disiagakan untuk menghadapi kemungkinan munculnya demonstrasi menentang kenaikan BBM, Kapolres menyatakan fleksibel, artinya, jumlah personil yang akan diterjunkan masih melihat kondisi di lapangan.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012