Kediri - Sejumlah pengelola SPBU di Kota Kediri, meminta surat pengantar dari kelurahan setempat untuk pembelian bahan bakar baik berupa premium maupun solar.
"Jika mereka tidak memberikan surat, kami tidak dapat layani. Ini sudah aturan," kata Pengawas SPBU Mritjan, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Mulyadi, Rabu.
Ia mengatakan, surat itu diberikan ke SPBU setelah sebelumnya minta dari kantor kelurahan setempat. Hal itu penting dilakukan, mengantisipasi adanya aksi kecurangan dan penimbunan bahan bakar.
"Dalam surat itu diterangkan, jika pembeli bersangkutan adalah pedagang atau pengecer bahan bakar," jelasnya.
Mulyadi juga menyebut, stok bahan bakar di tempatnya saat ini masih mencukupi. Biasanya, stok setiap hari tersedia untuk bahan bakar jenis premium sampai 20 ton liter sementara untuk solar sampai 15 ton liter.
"Sampai saat ini stok masih mencukupi. Sempat ada keterlambatan pengiriman, dan setelah kami klarifikasi ke Surabaya, hanya ada masalah angkutan saja," katanya mengungkapkan.
Ia menyebut, saat ini permintaan bahan bakar masih biasa-biasa saja. Adanya isu kenaikan harga BBM, ia menyebut tidak terlalu ada dampak yang terlihat.
Di SPBU Mayor Bismo, Kelurahan Samampir, Kota Kediri justru sebaliknya, sudah mulai ada kenaikan permintaan bahan bakar, terutama mereka yang membeli untuk dijual kembali.
Pengawas SPBU Mayor Bismo, Mahmud mengatakan, stok yang ada di tempatnya bekerja setiap hari menyediakan premium sampai 16 ton liter dan solar 8 ton liter.
"Ada kenaikan, tapi tidak terlalu banyak," katanya.
Mahmud juga mengatakan, distribusi bahan bakar dari Pertamina saat ini relatif lancar. Setiap pembeli dapat dilayani dengan baik, hanya saja untuk pembeli dari toko harus memberikan surat pengantar dari kelurahan setempat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012