Trenggalek - Kepolisian Trenggalek, Jawa Timur menggelar sosialisasi kepada sejumlah nelayan yang beroperasi di Perairan Prigi, Kecamatan Watulimo tentang upaya mengantisipasi terjadinya kasus penyelundupan manusia (people smuggling). "Trenggalek ini memiliki tiga pelabuhan yang berhadapan dengan laut lepas, yakni Prigi, Panggul dan Munjungan, maka rawan terjadi kasus 'people smuggling'," kata Kapolres Trenggalek, AKBP totok Suhariyanto, Rabu. Ia menjelaskan, dengan sosialisasi itu diharapkan para nelayan maupun aparat desa di wilayah perairan Prigi tersebut peka dan mengetahui sejumlah modus yang biasa dilakukan oleh para penyelundup. Menurut dia, dari hasil identifikasi sejumlah kasus penyelundupan imigran gelap, ada beberapa modus yang digunakan, di antaranya dengan menggunakan kendaraan bus dan pemberangkatannya dilakukan pada saat cuaca hujan. Karena pada saat itulah arus lalu-lintas sepi dan mereka biasanya juga melintasi wilayah-wilayah yang sepi, seperti jalan menuju Prigi ini juga rawan. Kemudian para pelaku biasanya memanfaatkan pelabuhan yang tidak memiliki aktifitas tinggi dan selalu meminta bantuan nelayan setempat untuk mengantarkan ke tengah laut dengan diiming-imingi upah yang tinggi. "Sebagai contoh, kasus 200 lebih imigran yang tenggelam di Prigi beberapa waktu yang lalu itu diberangkatkan dari Pantai Popoh, Tulungagung yang relatif sepi dan juga memanfaatkan nelayah lokal," ujarnya. Totok meminta agar nelayan di Trenggalek lebih berhati-hati dan tidak mudah tergiur dengan tawaran serupa, karena apabila terbukti ada nelayan maupun warga yang membantu kasus penyelundupan manusia maka yang bersangkutan dapat terjerat kasus hukum. "Anda kalau sampai ikut serta beratti melanggar pasal 323 UU RI No. 17 tahun 2008 tentang pelayaran dan atau pasal 120 ayat (1) dan (2) UU RI No. 6 tahun 2011 tentang keimigrasian, ancamannya lima tahun penjara," tuturnya, menjelaskan. Orang nomor satu di kepolisian Trenggalek ini mengimbau, apabila ada rombongan orang asing yang datang di kawasan Prigi dan berniat menyewa kapal nelayan, agar segera melapor ke polsek terdekat. "Nelayan wajib curiga dan jangan hanya tawar-menawar uang sewanya saja, tapi tanyai juga darimana, mau kemana dan untuk keperluan apa, jangan sampai niat menolong malah terjerat kasus hukum," ujarnya. Sementara itu, Kasi Pengawasan dan Penindakan, Kantor Imigrasi Kelas II Blitar, Iwan Suwanda membenarkan bahwa pesisir selatan Jawa, termasuk Trenggalek adalah kawasan yang sangat rawan dijadikan lokasi pemberangkatan imigran gelap ke Australia. "Dulu lokasi untuk pemberangkatan paling favorit itu adalah NTT, namun karena di sana sudah terendus oleh aparat, maka bergeser ke wilayah Jawa," katanya kepada wartawan. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012