Calon Wakil Gubernur Jawa Timur nomor urut 2 Emil Elestianto Dardak memuji penerapan standar tinggi di pabrik RUM Seafood, yang beroperasi di kawasan Safe n Lock, Blok Al/5917, Rangkah Kidul, Sidoarjo, Jawa Timur.
Dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Senin, Emil menyempatkan diri masuk ke ruang pendingin pabrik yang bersuhu -18 derajat Celcius pada pabrik yang berorientasi ekspor dan mengolah produk perikanan dengan standar internasional, menciptakan lapangan kerja serta memberdayakan budidaya perikanan lokal.
“Ya tadi uji nyali juga masuk ruangan tahan berapa lama. Tentu ada standarnya dan pekerja yang masuk ke sana tentu pakaiannya berbeda lagi, karena harus bisa menjaga kondisi tubuh supaya tidak mengganggu kesehatannya,” ujar Emil.
Pabrik ini diketahui mampu menyerap produk perikanan dari budidaya lokal, berbeda dengan sektor tangkap yang bersifat musiman.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Senin, Emil menyempatkan diri masuk ke ruang pendingin pabrik yang bersuhu -18 derajat Celcius pada pabrik yang berorientasi ekspor dan mengolah produk perikanan dengan standar internasional, menciptakan lapangan kerja serta memberdayakan budidaya perikanan lokal.
“Ya tadi uji nyali juga masuk ruangan tahan berapa lama. Tentu ada standarnya dan pekerja yang masuk ke sana tentu pakaiannya berbeda lagi, karena harus bisa menjaga kondisi tubuh supaya tidak mengganggu kesehatannya,” ujar Emil.
Pabrik ini diketahui mampu menyerap produk perikanan dari budidaya lokal, berbeda dengan sektor tangkap yang bersifat musiman.
Emil juga menyoroti bahwa RUM Seafood tidak hanya membuka lapangan kerja di sektor hilir, tetapi juga di sektor hulu dengan melibatkan petambak di Jawa Timur.
“Mereka membina banyak sekali petambak di Jawa Timur, bahkan turut menguji kualitas tanah tambak agar udang yang dihasilkan tidak berbau tanah. Ini komitmen luar biasa dalam menjaga kualitas produk,” kata Emil.
Selain dari tambak, pabrik ini juga mendukung sektor penangkapan ikan di laut, menjadikan rantai produksi yang melibatkan banyak lapisan masyarakat pesisir dan perdesaan. Kontribusi besar pabrik ini diakui Emil sebagai pendorong ekonomi pedesaan yang bernilai tinggi.
“Budidaya ini menjadi tambahan pendapatan yang luar biasa bagi masyarakat pedesaan, diolah dengan standar tinggi dan dikirim ke horeka, yaitu hotel, restoran, dan katering,” tambahnya.
Di hadapan para pekerja, Emil memuji dedikasi dan profesionalisme mereka, terutama karena banyak yang secara sukarela meminta lembur demi memenuhi permintaan pasar ekspor.
“Pekerja saya lihat juga rajin, profesional, malah mereka sering minta lembur, bukan kita yang suruh mereka lembur. Karena mereka punya motivasi tinggi,” kata Emil.
Tak hanya berfokus di Sidoarjo, pabrik ini juga melakukan ekspansi ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Makassar dan Papua, untuk menjangkau lebih banyak potensi produk perikanan lokal yang dapat diekspor.
Emil mengapresiasi hal ini sebagai bentuk inspirasi bagi wirausahawan lokal. Ia menekankan bahwa meski teknologi digunakan secara intensif, peran sumber daya manusia tetap dipertahankan, membuka lapangan kerja yang berkelanjutan.
Ia menganggap fasilitas seperti ini sebagai wujud kebanggaan Indonesia di industri perikanan dan berharap standar tinggi yang diterapkan bisa menjadi contoh bagi industri lain di Jawa Timur.
“Saya berharap bahwa standar tinggi yang diterapkan dapat menjadi contoh bagi industri lainnya di Jawa Timur,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024