Aktivitas kegempaan Gunung Lamongan di Lumajang, Jawa Timur terdeteksi oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang mengalami peningkatan yang signifikan, yakni sebanyak 82 kali dalam satu bulan terakhir.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, M Wafid, dalam keterangan di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa guncangan gempa akibat pergerakan patahan aktif di kompleks Gunung Lamongan itu memiliki potensi bahaya dapat menyebabkan terjadinya retakan tanah.

Badan Geologi mencatat pada medio Oktober - November 2024 kegempaan Gunung Lamongan terdiri atas 82 kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 7-45 mm, S-P 1,5-36 detik, dan lama gempa 13-62,26 detik. Kemudian, gempa tektonik jauh berlangsung 38 kali.

Peningkatan kejadian gempa tektonik lokal tertinggi hingga mencapai 63 kali terjadi pada Jumat (1/11) dengan magnitudo durasi (Md) antara 0,5-2,4 detik.

Pos Pengamatan Gunung Lamongan di Kampung Gunung Meja, Klakah, Lumajang mengonfirmasi rentetan gempa itu bersumber atau berada di sebelah barat Gunung Lamongan.

Atas kondisi tersebut Badan Geologi merekomendasikan kepada masyarakat, pengunjung dan wisatawan untuk tidak mendekati dan atau bermalam di kawah Gunung Lamongan sampai kondisi benar-benar dinyatakan stabil.

Pemerintah melalui BPBD Lumajang pun diminta untuk selalu berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lamongan dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi (PVMBG) Bencana Geologi Kementerian ESDM untuk pertimbangan upaya perlindungan bagi masyarakat bila kegempaan terus menunjukkan eskalasi.

Meski demikian, Badan Geologi memastikan berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik Gunung Lamongan saat ini masih berada pada Level I (Normal).

Pos Pemantauan mendapati secara umum visual gunung api setinggi 1.671 MDPL itu terlihat jelas hingga tertutup kabut. Cuaca di sekitar Gunung Lamongan mayoritas cerah hingga hujan dengan suhu udara sekitar 20-33°C, kelembaban 44,9-100 persen, angin lemah hingga kencang ke arah utara dan timur dengan tekanan udara 957,6-964,3 mmHg.

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024